Dalam rangka penerbitan Masa Kanak-kanak, edisi bahasa Indonesia buku Kinderjaren karangan fisikawan dan penulis Belanda Jona Oberski, maka berikut adalah uraian singkat tentang kamp konsentrasi semasa Perang Dunia II (1939-1945), termasuk Bergen-Belsen, tempat tokoh utama dalam novela ditahan.
31 Juli 1941. Berdasarkan arahan Adolf Hitler, pejabat Nazi Hermann Goering memerintahkan Jenderal SS Reinhard Heydrich untuk “selekas mungkin serahkan kepada saya suatu rencana umum tentang materi administratif dan langkah keuangan yang diperlukan untuk secara sukses menyelenggarakan Endloesung atas orang Yahudi.”
Endloesung, atau Solusi Pemungkas, adalah sebutan untuk rencana Nazi untuk mengatasi “masalah Yahudi” melalui relokasi sistematis dan, di kemudian hari, pemusnahan lewat genosida. Istilah Endloesung dicetuskan oleh Adolf Eichmann, seorang pejabat teras Nazi yang mengawasi kampanye genosida tersebut. Heinrich Himmler tampil sebagai arsitek utama rencana pembantaian ini, yang bakal memusnahkan tiga perempat orang Yahudi di Eropa. Nazi sengaja memakai istilah ‘Solusi Pemungkas’ untuk mengecoh dunia luas dari beleid pembunuhan massal tersebut.
20 Januari 1942. Lima belas pejabat teras partai Nazi dan pemerintah Jerman bertemu di suatu vila di pinggir Danau Wannsee, Berlin. Pertemuan tersebut, yang sekarang dikenal sebagai Konferensi Wannsee, diadakan oleh Heydrich, yang menjabat sebagai Kepala Deputi Ketua SS (Schutzstaffel alias eselon pelindung) Himmler. Mereka bertemu untuk membahas Solusi Pemungkas, yang di kemudian hari oleh dunia lebih dikenal dengan sebutan Holokaus.
Akan tetapi, Konferensi Wannsee bukan menandai start dari Solusi Pemungkas. Sesungguhnya regu-regu pembunuh (Einsatzgruppen) sudah mulai membantai orang Yahudi di wilayah Uni Soviet pendudukan Jerman semenjak Juni 1941. Alih-alih, Konferensi Wannsee adalah tempat Solusi Pemungkas secara resmi dibeberkan kepada kalangan elite bukan-Nazi yang akan membantu pengangkutan orang Yahudi dari seluruh wilayah Eropa pendudukan Jerman ke, pertama, pemukiman geto dan kemudian ke kamp konsentrasi tempat Nazi memusatkan orang Yahudi untuk memudahkan pengeksploitasian dan kemudian pemusnahan mereka.
Tidak seorang pun di antara mereka yang hadir di Wannsee yang mengajukan keberatan. Baru kali itu ada negara modern yang berkomitmen melakukan pembunuhan atas satu bangsa secara menyeluruh.
Di Wannsee, semua sepakat untuk memusnahkan semua orang Yahudi di Eropa. Semua sepakat bahwa cara yang paling tepat untuk melakukan hal itu dengan cepat adalah dengan menggunakan gas yang dilanjutkan dengan pengabuan. Alasannya: metode ini menimbulkan kematian secara paling tidak menyakitkan. Auschwitz, yang berlokasi di selatan Polandia, menjadi terkenal sebagai lokasi tempat hal ini dilangsungkan paling cepat dan efektif.
Lagi-lagi, eksperimen pembunuhan dengan menggunakan gas telah dilangsungkan sebelum Konferensi Wannsee, yaitu pada September 1941 di Auschwitz I, kamp utama Auschwitz. Enam ratus tahanan perang Uni Soviet dan 250 tahanan yang sakit atau lemah digiring ke dalam kamar gas eksperimental tempat Nazi menguji coba Zyklon B, gas yang lazim digunakan sebagai insektisida.
Nazi mengirim ribuan orang Yahudi ke kamp-kamp konsentrasi tempat banyak di antara mereka dibunuh atau bekerja sampai mati. Mereka hampir selalu diangkut dalam gerbong ternak atau gerbong barang yang tertutup; terkadang satu gerbong memuat 100 sampai 150 orang. Mereka yang pertama dideportasi berasal dari Polandia.
Kepada dunia luar Nazi mengaku bahwa kamp konsentrasi adalah kamp kerja. Oleh karena itu, mereka yang tiba di kamp konsentrasi dikecoh dan tidak percaya bahwa sebetulnya mereka sedang menjadi korban upaya pemusnahan. Begitu tiba, mayoritas tahanan dikirim langsung ke kamar gas; perempuan dan laki-laki dipisahkan. Di peron mereka sudah harus berbaris untuk seleksi. Yang paling kuat berdiri di barisan kerja paksa; yang lemah berdiri di barisan kamar gas. Mereka yang diseleksi untuk kerja paksa dicukur gundul dan pada lengan ditato sebuah nomor.
Banyak perempuan, terutama yang bukan-Yahudi, bekerja sebagai buruh kerja paksa di pabrik-pabrik di sekitar kamp. Salah satu tugas mereka adalah memilah-milah barang pribadi milik tahanan yang baru tiba.
Kamp dijaga oleh SS. Akan tetapi, banyak pengawas juga direkrut dari lingkungan sekitar. Mereka ditempatkan di pos-pos menara jaga dan diperintahkan untuk menembak setiap tahanan yang berusaha kabur. Perwira-perwira SS yang menyelenggarakan kamp memanfaatkan sejumlah tahanan untuk membantu menyeleksi tahanan yang baru tiba. Mereka ini disebut Kapo dan bisa dikenali dari seragam bergaris mereka yang khas. Para pesintas Auschwitz mengisahkan bahwa mereka dibantu oleh para Kapo ini, yang meminta mereka untuk mengaku umur mereka lebih tua dari sebenarnya, atau mengaku memiliki keahlian tertentu. Lewat bentuk perlawanan seperti ini para Kapo berhasil menyelamatkan sejumlah nyawa.
Westerbork, Belanda
Masyarakat Yahudi di Belanda secara sistematis dipusatkan di kamp transit Westerbork. Sebagian besar orang Yahudi yang dikirim ke Westerbork berada di sana hanya sebentar sebelum mereka dideportasi ke pusat-pusat pembantaian di timur.
Pada 15 Juli 1942, Jerman mulai mendeportasi hampir 100.000 orang Yahudi dari Westerbork: sekitar 60.000 ke Auschwitz, lebih dari 34.000 ke Sobibor, hampir 5.000 ke geto Theresienstadt, dan hampir 4.000 ke kamp konsentrasi Bergen-Belsen. Sebagian besar dari mereka yang dideportasi dibunuh begitu tiba di kamp.
Bergen-Belsen, Jerman
Bergen-Belsen adalah salah satu kamp konsentrasi Perang Dunia II terparah tempat sekitar 70.000 orang tewas dibunuh. Ia merupakan kamp konsentrasi terbesar di dalam Jerman dan berlokasi di negara bagian Nedersaksen, sekitar lima puluh kilometer sebelah utara Hannover dan sebelah barat-daya kota Bergen.
Kamp tersebut didirikan pada 1940 untuk menampung tawanan perang. Per 1941, sekitar 20.000 serdadu Rusia mengalami penyiksaan dan menemui ajal di sana. SS mengambil alih kamp pada 1943; Bergen-Belsen dikepalai oleh SS-Hauptsturmfuehrer Adolf Haas pada 1943/ 44 dan Josef Kramer pada 1944/ 45. Walaupun kamp tersebut tidak dilengkapi kamar gas, ribuan orang Yahudi, homoseks, Roma (Gipsi), dan Sinti mengalami penyiksaan dan kelaparan di sana.
Bergen-Belsen dilengkapi lima kamp yang beroperasi secara mandiri:
* Haeftlingslager (kamp tahanan) yang sampai Februari 1944 menampung sekitar 500 tahanan keturunan Yahudi yang ditugaskan membangun kamp.
* Sonderlager tempat ditampungnya orang keturunan Yahudi yang memegang dokumen-dokumen khusus, dan kebanyakan berasal dari Amerika Selatan. Dari 2.400 tahanan, 1.050 dibunuh di Auschwitz.
* Neutralenlager tempat ditampungnya sekitar 350 orang keturunan Yahudi dari negara netral.
* Sternenlager (kamp bintang Yahudi), kamp terbesar Bergen-Belsen. Sebanyak 4.100 tahanan sementara ditampung di sini pada Juli 1944.
* Ungarnlager, tempat ditampungnya 1.684 orang Yahudi asal Hungaria.
Per Maret 1944 Bergen-Belsen beralih fungsi menjadi kamp konsentrasi. Tempat tersebut dihuni oleh sejumlah besar orang Yahudi yang tidak mampu bekerja lagi, buruh kerja paksa, dan di kemudian hari juga tahanan yang dievakuasi dari kamp-kamp konsentrasi di wilayah timur. Situasi kelebihan penduduk memperparah angka kematian lantaran penyakit, malagizi, dan kelelahan; sekitar 35.000 orang wafat antara Januari dan April 1945 saja. Saat pembebasan Bergen-Belsen oleh pasukan Inggris pada 15 April 1945, mereka mendapati ribuan mayat tergeletak begitu saja. Waktu itu ada sekitar 60.000 pesintas, namun 13.000 meninggal pada hari-hari dan minggu-minggu setelahnya. Di sana juga ditemukan sejumlah kuburan massal.
Anne Frank dan kakaknya Margot termasuk di antara para korban. Mereka gugur tidak lama sebelum pembebasan pada Maret 1945; Anne karena tifus, Margot karena terjatuh dari tempat tidur di barak. (berbagai sumber)
Masa Kanak-kanak (Kinderjaren) tersedia di toko buku Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar