17 Agustus 2015

Merdeka 1945!; Bebas 2015?


Kuis #KLFIniOpiniku
Pada tanggal 1 Juli s/d 28 Juli 2015 Pionir Books mengadakan sayembara bertajuk #KLFIniOpiniku.
Dalam rangka Kekekalan Laten Fasisme (KLF), esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme dan yang terbit pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara bertajuk #KLFIniOpiniku. Sayembara berlangsung dari tanggal 1 Juli s/d 28 Juli 2015 dan diikuti oleh 105 peserta.

Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut: 
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV? (Jawaban peserta.)
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena... (Jawaban peserta.)
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata. (Jawaban peserta.)
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang? (Jawaban peserta.)
  5. Apa makna hidup bagi kamu? (Jawaban peserta.)
Pertanyaan disusun berdasarkan nukilan berikut dalam KLF:
"Geert Wilders dan gerakannya merupakan prototipe fasisme masa kini. Mereka tidak lain dan tidak bukan hanyalah konsekuensi politik yang logis dari suatu masyarakat yang menjadi tanggung jawab kita semua. Fasisme masa kini tersebut kembali merupakan akibat dari partai politik yang memungkiri paham mereka sendiri, cendekiawan yang membudayakan nihilisme yang malas, perguruan tinggi yang tidak pantas menyandang predikat tersebut, ketamakan dunia usaha, dan media-massa yang lebih memilih menjadi pembicara perut alih-alih cerminan kritis bangsa. Itulah para elite yang korup, yang membudayakan kehampaan rohaniah tempat fasisme bisa kembali tumbuh besar."
 Lanjut Riemen dalam KLF, solusi atas fasisme adalah:
"... menemukan kembali kecintaan akan hidup dan ingin kembali mengabdikan hidup kepada hal ihwal yang sungguh-sungguh memberikan hidup – kebenaran, kebaikan, keindahan, persahabatan, istikamah, belas kasih, dan kearifan –, hanya setelah itu, dan tidak sebelumnya, kita akan menjadi tahan terhadap basil mematikan yang bernama fasisme."
Untuk dapat memahami filosofi Riemen dengan mudah kita akan mengaitkannya dengan sesuatu yang dimiliki oleh setiap orang, yaitu hasrat. Hasrat kita ada empat: Kesintasan, Harta, Kuasa, dan Pengetahuan. Keempat hasrat tersebut menggerakkan hidup manusia dan melandasi setiap tindakan kita.

Hasrat-hasrat tersebut menggerakkan si insan Egoistis, yaitu insan yang melulu ingin mengutip. Kita semua terlahir sebagai insan Egoistis, yang merupakan lawan dari insan Altruistis, yakni insan yang senantiasa ingin mengganjar. Perbedaan lain antara insan Egoistis dan insan Altruistis adalah: insan Egoistis terikat oleh hasrat sementara insan Altruistis terbebas dari hasrat.

Tujuan hidup kita di muka bumi ini adalah membebaskan diri dari hasrat atau, dengan kata lain, mentransformasikan diri dari insan Egoistis menjadi insan Altruistis. Pada akhir proses tersebut pertanyaan-pertanyaan besar akan terjawab. (Film Groundhog Day [1993] besutan Harold Ramis mengisahkan hal ini dengan simpel dan jenaka.)

Pada hasrat pertama – Kesintasan – kita menginginkan pangan, papan, sandang, pasangan hidup; intinya, segala hal yang dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup. Hasrat tersebut dapat secara kasar digambarkan sebagai 100% ragawi, 0% rohaniah. Pada hasrat kedua – Harta – kita ingin menghimpun segala hal yang ada pada hasrat pertama. Hasrat ini bersifat 75% ragawi, 25% rohaniah.

Pada hasrat ketiga – Kuasa – manusia berkeinginan untuk mengendalikan harta orang lain. Hasrat ini (sekali lagi, hanya sebagai ilustrasi) bersifat 25% ragawi, 75% rohaniah. Kemudian pada hasrat terakhir – Pengetahuan – manusia menginginkan jawaban atas alasan dia menghasratkan kuasa, harta, kesintasan, dan alasan hidup terasa begitu pahit dan getir. Hasrat ini sifatnya 0% ragawi, 100% rohaniah. Perkembangan hasrat merupakan evolusi alamiah yang memastikan kita kian dalam menjelajahi alam-pikiran sampai kita melepaskan sifat Egoistis dan mengenakan sifat Altruistis.

Hasrat akan Harta merupakan penghimpunan segala yang ada pada hasrat akan Kesintasan. Hasrat akan Kuasa merupakan penghimpunan segala yang ada pada hasrat akan Harta. Hasrat akan Pengetahuan merupakan keinginan manusia untuk memaknai hasrat akan Kuasa, Harta, dan Kesintasan – pada ranah tersebut manusia berkehendak menjawab pertanyaan-pertanyaan besar seperti: apa arti hidup?

Pengetahuan mengenakan pengaruh pada Kuasa, Harta, dan Kesintasan. Pengetahuan menentukan cara dan bentuk manusia mengejawantahkan Kuasa, Harta, dan Kesintasan dalam hidup. Kuasa mengenakan pengaruh pada Harta dan Kesintasan, dan Harta mengenakan pengaruh pada Kesintasan. Yang lebih besar melingkupi yang lebih kecil, mirip susunan boneka matrioska.

Riemen berbicara soal fasisme dan solusi dia atas fasisme adalah: kita harus menemukan kembali kecintaan akan hidup. Untuk itu kita harus mengetahui apa itu hidup (tidak kenal maka tidak cinta) dan apa sesungguhnya kita – manusia, dan untuk itu, sebagai prasyarat untuk dapat mengetahui apa itu hidup dan apa itu diri kita, kita harus dibuat... mampu berpikir secara bebas dan ingin mempertanyakan segalanya. Begitu kita terlatih berpikir secara bebas dan ingin mempertanyakan segalanya kita tidak akan terbelenggu oleh '-isme' – -isme apa saja, termasuk fas-isme. Lalu apabila kita tidak terbelenggu oleh -isme, kita tidak akan merasa terperangkap dalam setiap dari keempat hasrat yang tengah kita lalui, dan apabila kita tidak merasa terperangkap dalam hasrat, kita akan menjadi paham alasan hidup terasa begitu pahit dan getir. Ingat: pemahaman adalah pangkal kearifan. Jadi, solusi Riemen atas fasisme sejatinya berlaku untuk setiap -isme yang sifatnya memandekkan perjalanan kita melewati keempat hasrat tersebut, yang sifatnya menghambat evolusi kita dari insan Egoistis menjadi insan Altruistis.

Segala upaya yang dirancang untuk menjadikan kita mampu berpikir secara bebas dan ingin mempertanyakan segalanya – prasyarat itu untuk menjadi tahu apa itu hidup dan apa itu diri kita – sejati memuliakan manusia. Kita kembali ke sayembara #KLFIniOpiniku.

Menyimpulkan jawaban peserta atas kelima pertanyaan kuis: media massa, pendidikan, politik, dunia usaha, dan cendekiawan di Indonesia tidak mengikhtiarkan agar bangsa kita melangkah ke luar dari gua Plato. Mereka tidak memuliakan manusia. Mereka tidak memanfaatkan kemerdekaan Indonesia untuk membebaskan Indonesia. Ingat: bangsa yang bebas adalah bangsa yang besar. Pada galibnya, sebab pokok keberadaan bangsa kita dalam gua Plato adalah ketidaktahuan.

Menjadikan bangsa kita yang tidak-tahu menjadi tahu, itulah Revolusi Mental yang sesungguhnya. Revolusi yang mesti diujungtombaki oleh pendidikan.

Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.

4 Agustus 2015

Jawaban Para Peserta Kuis #KLFIniOpiniku: Pertanyaan No 5

Kuis #KLFIniOpiniku
Peserta kuis #KLFIniOpiniku diminta untuk menjawab satu atau lebih di antara lima pertanyaan yang tersedia.
Dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme, pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara. Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?
  5. Apa makna hidup bagi kamu?
Berikut adalah jawaban peserta atas pertanyaan kelima, yang diurut menurut tanggal pengajuan jawaban:

Apa makna hidup bagi kamu?
  1. Hidup adalah kebebasan, bebas memilih bebas, bebas memilih tunduk dalam keterbelengguan.
  2. Hidup bagi saya yaitu ketika saya bisa selalu bahagia dalam menjalankan setiap proses yang ada.
  3. Hidup bagi saya adalah merujuk kepada Al Quran dan Hadits.  Karena Allah SWT lah yang tahu segala apapun tentang saya termasuk tujuan hidup saya.  Menurut saya hidup itu ibadah, hidup itu ujian dan hidup itu sementara. Dan bagi saya hidup kita itu menentukan hidup kita di akhirat nanti.
  4. Hidup bagi saya adalah anugrah. Bukan pilihan dan juga bukan takdir, hidup itu karena anugerah dari Tuhan.  Bukan pilihan, karena sebaik apapun kita memilih namun jika Tuhan tak mengijinkan, tidak akan tercapai pilihannya.  Bukan takdir, karena jika hidup itu takdir kita tidak akan menjadi manusia yang ingin membangun pribadi demi sebuah perubahan keadaan yang lebih baik.  Hidup itu anugerah, karena kita harus berusaha membangun untuk menjadi lebih baik, namun jika usaha itu tercapai hasilnya, maka itulah yang dinamakan anugerah dari Tuhan.
  5. Hidup adalah untuk selalu berusaha agar kita merasa bahagia.  Karena tujuan utama hidup adalah untuk bahagia.
  6. Hidup bagi saya adalah sementara.  Hidup yang saya jalani ini tidak akan selamanya.  Suatu saat saya akan meninggalkan kehidupan dan kembali pada yang kuasa.  Oleh karena itu, saya berusaha menjadikan hidup saya bermanfaat bagi diri saya sendiri dan bagi orang lain, karena saya ingin, ketika tiba saatnya saya meninggalkan kehidupan ini, saya ingin dikenang sebagai seseorang yang dicintai.
  7. Hidup bagi saya adalah agar seseorang dapat menciptakan rasa, terutama iman.
  8. Hidup bagi saya sangat berharga yang merupakan anugerah dari Allah SWT yang sangat luar biasa.
  9. Hidup bagiku adalah sesuatu yg kadang naik dan ada kalanya kita turun.
  10. Hidup bagiku adalah ibadah.  Keberadaan kita di dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Tuhan.
  11. Hidup yaitu menerima dan memberi.  Meminta maaf dan memaafkan.  Melepaskan dan mempertahankan.
  12. Hidup bagiku adalah belajarlah dari kegagalan yang dialami.  Kegagalan bukan akhir dari hidupmu.
  13. Hidup adalah anugerah.
  14. Hidup adalah sebuah pelajaran yang entah kita juga tidak tahu kapan berakhirnya.  Dan jika seseorang itu meninggal dunia, barulah orang itu bisa dikatakan LULUS.
  15. Hidup itu sangat indah jika kita berada didekat-Nya, bagiku hidup 1x adalah waktu yang sangat singkat.
  16. Hidup adalah sebuah perjalanan dan jalan yang kita lalui tak mungkin selalu mulus tanpa hambatan dan rintangan, kadang akan ada lubang dan tikungan tajam yang menghadang.  Namun ketika perjalanan itu bisa dinikmati, takkan ada keluh kesah yang akan terucap, yang ada hanya rasa gembira, kita tidak menanyakan "Kapan perjalanan ini akan berakhir?", tapi kita akan berkata "Ada kejutan apa lagi di tikungan berikutnya?".  So, mari kita nikmati hidup ini!  Dia hanya sekali, sungguh sangat singkat jika hanya untuk bersedih.
  17. Hidup bagiku adalah saling menghormati dan saling menghargai.
  18. Hidup adalah menuntaskan tugas-tugas perkembangan dengan "tepat waktu" dan mengambil peran dalam strata sosial.
  19. Saat mulut, hati dan pikiran tak ada yang berbohong, itulah arti hidup yang sebenarnya.
  20. Hidup seperti box coklat, kita tidak tahu rasa coklat yang kita makan.  Entah itu enak atau tidak.
  21. Hidup itu tentang kemauan, usaha, percaya dan rasa syukur.
  22. Hidup hanya sekali, manfaatkan waktumu sebaik mungkin dan jangan sia-siakan waktumu.
  23. Hidup adalah anugerah terindah dari sang pencipta, dimana kita akan melukis hitam putihnya.  Hidup adalah sesuatu misteri yang kita tidak tahu ujungnya.  Hidup harus selalu disyukuri walaupun dunia ini penuh dengan noda.
  24. Hidup itu tantangan.
  25. Hidup adalah amanah, maka jangan sia-siakan amanah yang telah diberikan, terus lakukan perbuatan baik.
  26. Hidup adalah kesadaran akan adanya suatu kesempatan atau kemungkinan yang dilatarbelakangi oleh realitas.
  27. Hidup bagiku, saat ini aku bisa berarti dan berbagi kebahagiaan bagi keluarga dan orang lain.
  28. Berusaha melakukan hal positif selama hidup agar kelak menjadi bekal aku tuk di kehidupan yang sesungguhnya.
  29. Hidup adalah sebuah perjalanan untuk melakukan ibadah, mendapatkan ujian, menjadikan kehidupan dunia untuk bekal di akhirat.
  30. Waktu bagi kita untuk melakukan sebanyak-banyaknya kebaikan untuk bekal jika kita sudah tidak bisa hidup lagi.
  31. Seperti kata Dewa19, hidup adalah perjuangan.  Ya, makna hidup adalah perjuangan.  Kita berjuang untuk mendapatkan hidup yang layak, hidup yang lebih baik dan hidup yang penuh dengan kedamaian.
  32. Dari Tuhan kembali ke Tuhan. (Hidupku semu matiku adalah keharusan).
  33. Hidup adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada kita untuk mempertanggungjawabkan kewajiban kita sebagai makhluk sosial dan untuk mengembangkan pola pikir, cara pandang dan tingkah laku dalam menjalani kehidupan.
  34. Hidup adalah mengubah kesempatan menjadi keberhasilan.
  35. Hidup bagi saya adalah kesempatan untuk mencapai tujuan kekal di akhirat melalui jalannya di dunia.
  36. Hidup untuk jadi orang yang berguna dan bertaqwa kepada Allah SWT.
  37. Hidup tak lain hanya untuk ibadah kepada Sang Pencipta, menjalani ujian hidup yang diberikan oleh-Nya.
  38. Hidup adalah kebahagiaan bersama antar umat manusia.
  39. Hidup adalah untuk beribadah kepada Sang Pencipta dan berbagi kepada sesama, itulah keselarasan hidup.
  40. Hidup adalah perjuangan sekaligus kepedulian.  Kita berjuang dalam hidup bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga saling peduli dan membantu yang lainnya agar tercipta harmonisasi kehidupan.  Bahagia bersama-sama, selamanya.
  41. Hidup adalah permainan.  Maka jadilah pemain kehidupan.
  42. Hidup itu seperti panggung sandiwara, jika kita tidak bisa memainkannya, maka kita yang akan dipermainkan.
  43. Hidup itu bagaikan ujian nasional. (kadang salah, kadang benar)
  44. Hidup adalah pertandingan.  Kita harus mampu menang melawan ujian dan cobaan hidup.
  45. Sadari bahwa hidup ini keras bukan kejam, saya akan terus berusaha melembutkan kerasnya tantangan hidup.
  46. Hidup ini adalah pilihanku karena hidup ini kita harus banyak berjuang dan menerjang semua rintangan untuk jadi lebih baik.   Hidup ini kita tidak boleh mengeluh, karena hidup ini untuk kita dan orang lain, karena hidup ini harus saling tolong.  Aku hidup karena aku tahu, semua orang belum tentu hidup sepertiku, banyak diluar sana ada yang kurang beruntung seperti aku.
  47. Hidup adalah sesuatu yang berlawanan dan berpasangan -  misal suka dan duka, siang dan malam.
  48. Hidup adalah sebuah kebebasan menyampaikan opini, pendapat, kritik dan berkarya.
  49. Hidup adalah perjalanan, yang suka/ tidak suka tetap harus dijalani, berikan makna pada setiap langkah.
  50. Hidup itu untuk ibadah dan memuliakan hidup.
  51. Hidup adalah pendewasaan diri dalam kita menghadapi berbagai persoalan hidup.
  52. Tempat berproses, untuk tentukan dimana kita berhak ditempatkan di dunia yang kekal nanti.
  53. Hidup itu untuk menuai keberhasilan.
  54. Hidup adalah pilihan.  Kita hidup hanya sekali. Jangan disia-siakan. Ada yang bilang hidup itu keras.  Tapi, menurut saya bukan hidupnya yang keras.  Tapi orang-orang di dalamnya yang membuat hidup itu keras.
  55. Hidup adalah pilihan.  Jadi kita disuruh memilih mana yang seharusnya kita pilih, pilih yang baik atau yang buruk.
  56. Hidup adalah belajar.
  57. Hidup bagiku adalah bagaimana hidup ini dapat berguna bagi sesama lewat kasih yang terpancar dari diri.
  58. Hidup itu seperti sebuah perjalanan, dia takkan berhenti, sampai dia menemukan ajalnya.
  59. Hidup itu simple,kita yang jalani, orang lain yang berkomentar, dan Tuhan yang menentukan.
  60. Hidup adalah ketika menjalani kehidupan dijalankan dengan hal-hal yang bermanfaat sehingga hidup mempunyai arti.
Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.

Jawaban Para Peserta Kuis #KLFIniOpiniku: Pertanyaan No 4

Kuis #KLFIniOpiniku
Peserta kuis #KLFIniOpiniku diminta untuk menjawab satu atau lebih di antara lima pertanyaan yang tersedia.
Dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme, pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara. Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?
  5. Apa makna hidup bagi kamu?
 Berikut adalah jawaban peserta atas pertanyaan keempat, yang diurut menurut tanggal pengajuan jawaban:

Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?

  1. Bukan uang segalanya.
  2. Saya mengukur keberhasilan saya yang utama bukan melalui uang yang saya dapat, tetapi uang juga menjadi penilaian keberhasilan. Saya menilai keberhasilan melalui proses yang saya lalui, pengalaman yang saya dapat selama proses itu berlangsung. Pembangunan sikap adalah penilaian saya yang utama akan kesuksesan.
  3. Tidak.  Bukan uang yang menentukan, tapi bagaimana usaha saya dalam menggapai keberhasilan saya dan berapa besar kejujuran saya.
  4. Tidak.  Keberhasilan itu diukur dari masa lalu. Bagaimana kita berjuang di masa lalu, bagaimana kita berusaha di masa lalu, bagaimana jerih payah kita di masa lalu, keberhasilan tentu akan menyapa kita di masa depan. Bahkan uang tidak bisa menjamin keberhasilan seseorang. Untuk apa punya banyak uang jika itu milik orang lain bukan hasil jerih payah kita sendiri.
  5. Tidak memungkiri kalau uang bisa jadi ukuran keberhasilan, tapi yang lebih penting adalah kebahagiaan.
  6. Tidak.  Mengukur tingat keberhasilan itu dari semangat pantang menyerah dalam meraih keberhasilan itu sendiri.
  7. Tidak juga, tetapi di negara modern tentu saja uang bergantung pada posisi di tempat kerja.
  8. Tidak.  Tetapi dengan pengalaman.
  9. Tidak.  Saya mengukurnya dengan ilmu yang saya dapatkan di sekolah dan kehidupan sehari-hari.
  10. Ya.  Karena jika gaji rendah itu tandanya berada di bawah kan? Sedangkan orang-orang sukses keuangannya besar.
  11. Saya sudah berhasil, jika saya sudah mempekerjakan 50 orang, minimal.
  12. Tidak.  Saya mengukurnya dari pengalaman yang saya dapat.
  13. Mungkin ya, ambil contoh saya berjualan online.  Jika uangnya banyak tandanya penjualan saya sukses bukan?
  14. Saya menilai keberhasilan dari kebahagiaan orang di sekitar saya dan yang saya sayang. Makin mereka bahagia karena saya, saya merasa berhasil.
  15. Saya setuju uang sebagai lambang keberhasilan kita.  Kemapanan itu sebanding dengan digit tabungan.
  16. Saya tidak mengukur keberhasilan dengan uang, akan tetapi keberhasilan itu suatu impian atau tujuan yang saya inginkan, telah tercapai.  Berhasil itu kemampuan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginan saya sendiri dan dikelilingi orang-orang yang saya sayangi.
  17. Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam meraih kesuksesan, ada yg merasa sukses bukan karena banyak uang yang didapat.  Bisa membanggakan dan membahagiakan orang tua adalah tujuan saya dan saat mencapainya saya merasa berhasil dan sukses.
  18. Keberhasilan kita dapat diukur apabila kita dapat melihat orang tua kita tersenyum bangga terhadap kita.
  19. Tidak diukur dari uang, tapi dari pengalaman dan ilmu yang bisa saya bagi ke teman-teman
  20. Ya, karena uang adalah segala-galanya, pengen buang air aja bayar, apalagi yang lain.
  21. Terkadang.
  22. Tidak! Kenapa? Apakah orang yang korupsi itu dikatakan berhasil juga? Meskipun dia mendapatkan banyak uang tapi ia adalah pencuri.  Yang dikatakan berhasil itu apabila ada usaha yang membuat kita bisa lebih baik (dalam hal positif).  Sebuah keberhasilan tidak identik dengan uang, bukankah orang yang melawan hawa nafsu itu juga dikatakan berhasil?
  23. keberhasilan saya diukur ketika saya mencapai tujuan saya dengan kebahagiaan, bukan hanya kebahagiaan dari diri saya pribadi tapi juga yang lainnya, juga dengan seberapa kuat saya bangkit setelah mengalami kegagalan.
  24. Tidak.  Uang tidak segalanya jadi keberhasilan saya jika di sekitar saya sudah bahagia dan merasakan hasil dari keberhasilan.
  25. No.  Ada yang lebih penting, yaitu ilmu yang bermanfaat.
  26. Keberhasilan saya ukur dengan tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan saya sendiri.
  27. Kita memang membeli makan dengan uang, namun bukan berarti dengan uang akan bahagia, keberhasilan itu adalah rasa bahagia.
  28. Tidak.  Tingkat keberhasilan tidak saya ukur dari hasil atau uang yang didapat.  Tetapi dari cara saya menikmati apa yang saya tekuni.  Jika keberhasilan saya ukur dengan hasil atau uang yang didapat, saya akan cepat puas dan merasa semuanya sudah "cukup" sampai di situ (tidak berkembang).
  29. Tidak.  Keberhasilan jika orang tua saya bahagia dan mewujudkan impian orang tua saya ke Holyland itu keberhasilan buat saya.
  30. Tingkat keberhasilan dengan uang melimpah itu penting tetapi bukan yang utama. Karena yang utama adalah kebahagiaan dan kebahagiaan tidak hanya diukur dengan uang.
  31. Saya mengukur tingkat keberhasilan dengan pencapaian kualitas hidup sesuai syariat agama Islam.  Tidak dengan materi saja.
  32. Aku menilai kesuksesanku dengan kesuksesan, kesejahteraan dan ketentraman hidup.
  33. Terkadang, karena kalau kita punya uang tetapi tidak tahu cara meng-handle ya tetap percuma.  Tapi jika kita punya kreatifitas mungkin uang yang kita keluarkan akan menjadi pemasukan lebih bagi kita suatu saat nanti.
  34. Tidak.  Bagi saya uang bukan segalanya.  Meskipun semua butuh uang.
  35. Tidak.
  36. Keberhasilan itu bukan berpatok pada uang.  Melainkan bagaimana kita bisa menjadi diri kita sendiri untuk menghadapi ujian hidup.
  37. Aku tidak mengukur keberhasilan dengan uang.  Tapi uang yang mengukur keberhasilanku.
  38. Tidak.  Pengalamanku hadapi ujian kehidupan, bahwa terus berjuang untuk bersyukur yaitu kunci keberhasilan hidup.
  39. Tidak.  Bukan uang, tapi rasa 'bahagia' atas perolehan yang didapat dari proses dan usaha yang telah saya lakukan secara maksimal dan rasa 'nyaman' atas apa yang telah saya peroleh tersebut.
  40. Bisa jadi, karena dengan uang kita bisa sekolah, kuliah.  Dan orang yang berhasil maka akan menghasilkan uang dengan mudah.
  41. Letak keberhasilan bagi saya, terletak pada cara menikmati proses kita.  Materi atau uang hanyalah sebagai bonus.
  42. Tidak.  Berhasil ketika apa yang saya lakukan bermanfaat untuk orang banyak.
  43. Tidak dengan uang, tetapi dengan keahlian dan ketrampilan.
  44. Mungkin iya, tapi saya pikir keberhasilan itu diukur dari seberapa signifikan perubahan kita sekarang dengan masa lalu.
  45. Di sisi lain, saya mengukurnya dengan uang.  Tapi di sisi lain pula, saya mengukurnya dengan ilmu dan ketrampilan yang saya dapat.
  46. Tidak.  Karena menurut saya, untuk mengejar suatu tingkat keberhasilan yang menjadi pacuan kita bukan berapa uang yang kita dapat. Tetapi NAMA.  Karena nama itu akan menentukan patokan uang yang akan kita dapat.  Ketika NAMA sudah terkenal, pasti banyak yang mencari. Karena dibalik NAMA pasti ada KUALITAS.  Contoh: ketika seseorang diminta untuk memilih antara Zoya atau Nihaya? Pasti banyak yang memilih Zoya karena Zoya adalah nama merek terkenal dan kualitasnya tinggi.  Sedangkan Nihaya belum terkenal dan masyarakat belum tahu kualitasnya.
  47. Tingkat keberhasilan hidup saya ngga semua diukur dengan uang tapi dengan kepuasan orang lain terhadap keberhasilan saya, untuk yang diukur dengan uang itu adalah sebuah "nama dan jabatan".
  48. Tidak.  Uang bukan untuk ukuran sukses bagi saya, ukuran sukses bagi saya adalah kebahagiaan.
  49. Menurut saya uang bukanlah penentu utama tingkat keberhasilan kita. tidak semua keberhasilan dapat diukur dengan banyaknya uang. misalnya saja berhasil dalam meraih cita-cita, keberhasilan dalam meraih suatu cita-cita hanya dapat diukur dengan kerja keras kita.

Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.

3 Agustus 2015

Jawaban Para Peserta Kuis #KLFIniOpiniku: Pertanyaan No 3

Kuis #KLFIniOpiniku
Peserta kuis #KLFIniOpiniku diminta untuk menjawab satu atau lebih di antara lima pertanyaan yang tersedia.
Dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme, pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara. Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?
  5. Apa makna hidup bagi kamu?
Berikut adalah jawaban peserta atas pertanyaan ketiga, yang diurut menurut tanggal pengajuan jawaban:

Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.

  1. "UANG" → semua pasti sumbernya uang dan ujung-ujungnya demi uang juga.
  2. "RUWET"
  3. "MISKIN"
  4. "RUMIT"
  5. "BOBROK"
  6. "BERBENAH!" → karena benar-benar politik di Indonesia masih amburadul
  7. "COLORFUL"
  8. "DEMOKRATIS"
  9. "LABIL"
  10. "KACAU"
  11. "AMATIR"
  12. "AMATIR"
  13. "SIMALAKAMA"
  14. "PREDICTABLE"
  15. "GAGAL"
  16. "EGOIS" → karena masih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok
  17. "KACAU"
  18. "KACAU"
  19. "DRAMA"
  20. "KACAU"
  21. "AMBURADUL" → mementingkan partainya daripada masyarakat Indonesia
  22. "ABU-ABU"
  23. "RUNYAM"
  24. "RUNYAM"
  25. "MENGKHAWATIRKAN"
  26. "KEBOHONGAN"
  27. "ANEH"
  28. "HANCUR"
  29. "KACAU"
  30. "MENGEJUTKAN"
  31. "MULTIPARTAI"
  32. "ANEH"
  33. "BAHAYA"
  34. "INTRIK"
  35. "RUNYAM"
  36. "GOLONGAN"
  37. "HARTA" "TAHTA" "WANITA"
  38. "MUNAFIK"
  39. "LABIL"
  40. "MAJU" "MUNDUR" "CANTIK"
  41. "LIBERAL"
  42. "TIMPANG"
  43. "SEMRAWUT"
  44. "AMBISI"
  45. "RUWET"
  46. "KERAS"
  47. "LEMAH"
  48. "MEMPRIHATINKAN"
  49. "MIRIS"
  50. "EGOIS"
  51. "MONEY"
Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.

Jawaban Para Peserta Kuis #KLFIniOpiniku: Pertanyaan No 2

Kuis #KLFIniOpiniku
Peserta kuis #KLFIniOpiniku diminta untuk menjawab satu atau lebih di antara lima pertanyaan yang tersedia.
Dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme, pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara. Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?
  5. Apa makna hidup bagi kamu?
Berikut adalah jawaban peserta atas pertanyaan kedua, yang diurut menurut tanggal pengajuan jawaban:

Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  1. Itu menjadi hak saya hidup di negara Indonesia.  Saya bersekolah adalah untuk menambah ilmu yang telah saya dapat di luar sekolah untuk memajukan diri pribadi, kerabat dan yang utama adalah membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik, bukan mengubah bangsa Indonesia karena bangsa itu tidak akan bisa diubah.
  2. Ilmu penting! Penting dalam berbagai bidang, misalnya ilmu matematika bisa dipakai untuk berdagang agar tidak mudah dibodohi orang.
  3. Butuh ilmu pengetahuan dari sekolah untuk berpikir bagaimana cara menata masa depan saya yang cemerlang.
  4. Merasa bodoh.  Seseorang yang merasa dirinya bodoh tentu membutuhkan tempat untuk menuntut ilmu hingga membebaskannya dari kebodohan.  Jika seseorang sudah merasa dirinya pintar, untuk apa dia bersekolah lagi?
  5. Tujuan sekolah adalah untuk menuntut ilmu.
  6. Tuntutan sekaligus mendapat tuntunan.
  7. Ingin meraih mimpiku dan ilmu adalah bekal yang akan menemaniku untuk mencapainya.
  8. Ingin mempunyai ilmu yang membantu saya menggapai cita-cita saya kelak.
  9. Sekolah itu wajib, dan dengan ilmu kita bisa menjadi seseorang yang cerdas, tanpa ilmu kita ngga akan menjadi apa-apa.
  10. Ingin menjadi orang yang berilmu dan berguna.  Mencari ilmu dan menyebarluaskannya itulah tujuanku.
  11. Ingin membuat masa depanku cerah.
  12. Ingin menjadi pandai supaya jadi kebanggaan orang tua.
  13. Ingin mempunyai pendidikan yang luas, jika sudah selesai menimba ilmu semua akan terasa lebih mudah.
  14. Untuk mewujudkan cita-cita saya tentunya, mencari jati diri juga bakat saya dan saya ingin membuat masa depan saya lebih cerah.
  15. Kewajiban saya sebagai remaja, harus menimba ilmu agar kelak menjadi orang yang berguna.
  16. Ingin bersosialisasi dan belajar.  Meski belajar bisa dimana saja tapi di sekolah kita bisa menemukan banyak teman.
  17. Untuk mendapatkan pengakuan "tertulis" agar mendapat pekerjaan yang lebih baik, sekolah adalah wadah pertama saya untuk bersosialisasi dan menciptakan intimitas dengan teman sebaya.
  18. Untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat.
  19. Dengan menimba ilmu maka kita akan cerdas dan kecerdasan manusia akan membawa kita ke arah kesejahteraan.
  20. Ingin menggapai cita-citaku dan berguna buat semua orang suatu saat nanti.
  21. Sampai kapanpun kita akan membawa ilmu yang kita pelajari dan tidak akan pernah musnah oleh waktu.
  22. Ilmu itu ada di bangku sekolah, baik itu ilmu pengetahuan atau ilmu sosial.
  23. Supaya pintar dan mengerti semua pelajaran agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.
  24. Ingin menggapai cita-citaku yang setinggi langit dan bisa banggakan orang tua.
  25. Pastinya pengen pintar, dan bersosialisasi serta title yang di dapat.
  26. Butuh ilmu, kalau butuh air baru saya menimba air di sumur.
  27. Ingin mengambil ilmu yang ada di sekolah, karena saya memerlukan ilmu, ilmu juga bisa kita dapatkan dari mana saja tapi di sekolah kita bisa belajar lebih dengan situasi sebenarnya dengan orang lain, karena di sekolah kita bertemu dengan banyak orang.
  28. Ingin memperdalam dan mempelajari semua ilmu supaya saya mampu mengolah potensi alam sekitar.
  29. Saya bisa mendapatkan ilmu, dengan ilmu saya bisa memperoleh berbagai nilai. Nilai yang tertulis dan tidak tertulis, nilai yang tertulis saya gunakan untuk mencari pekerjaan dan nilai yang tidak tertulis (pengetahuan, norma, tata krama dan agama) akan saya gunakan saat saya bekerja.
  30. Ingin menjadi orang yang pintar dan sukses. Agar aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku kelak.  Karena menurutku setiap orang itu sangat penting menimba ilmu agar hidupnya kelak bisa lebih baik.
  31. Ingin pintar sekaligus mendapatkan pengakuan tertulis.
  32. Keharusan, kewajiban dan kebutuhan.  Bekal untuk hidup di masa depan.
  33. Menimba ilmu di sekolah itu pendidikan formal dan untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan pekerjaan yang baik.
  34. Ingin mempunyai ilmu sebanyak-banyaknya karena pasti akan berguna kelak dan karena saya ingin lulus dengan nilai terbaik.
  35. Kamu menimba ilmu di sekolah karena nilai.  Menurut saya salah, dengan sistem pendidikan di negara yang mengutamakan nilai bukan proses.
  36. Perintah orang tua dan kemudian manfaat dari menimba ilmu adalah alasan yang sesungguhnya.
  37. Menyenangkan, bisa sosialisasi dengan orang lain, ke sekolah juga tidak cuma belajar, tetapi juga dididik.
  38. Saya ingin mempelajari seluk - beluk suatu pengetahuan dengan detail, sehingga pengetahuan tersebut saya harapkan dapat berguna untuk diri saya sendiri, lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara.
  39. Menimba ilmu di sekolah bukan untuk berlomba-lomba pintar, namun untuk membentuk karakter diri yang baik dan terpuji.
  40. Di sekolah selain diberi pendidikan, sosialisasi, wawasan pengetahuan, tata krama, dan salah satu syarat melamar pekerjaan juga bisa buat cari pacar.
  41. Agar bisa membangun negeri dan dapat membangun generasi penerus yang hebat.
  42. Merupakan kewajiban yang harus saya lakukan untuk meraih masa depan yang sukses.
  43. Banyak hal yang harus saya dapat dan cari disana.
  44. Mendapat ijasah lah kita akan diakui.
  45. Banyak pengalaman dan cerita seru yang tidak di dapat di tempat lain.
  46. Untuk belajar hal baru dan berorganisasi.
  47. Yakin cerahnya masa depan ditentukan dari bangku pendidikan.
  48. Saya tidak ingin bodoh dan tidak ingin dibodohi.
  49. Karena untuk tujuan menuntut ilmu, bukan untuk mencari nilai tinggi.
  50. Supaya kita mengetahui apa yang belum kita ketahui sebelumnya.
  51. Sekolah ibarat sumur ilmu.  Ilmunya tidak pernah habis walaupun diambil berkali-kali.
  52. Untuk jadi orang yang tidak pantas untuk dihina dan agar tidak ditinggal pergi oleh pengetahuan serta ngga dipencundangi kehidupan.
  53. Menimba (dan menyebarkan) ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim.  Saya ingin menjadi bagian pensukses atas visi Indonesia Cerdas. Indonesia harus cerdas (dan berakhlak) agar seluruh kekayaan ibu pertiwi dapat benar-benar dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.
  54. Pengen pintar, karena kalau tak sekolah pasti bodoh.
  55. Orang tua saya bilang, cuma ilmu yang mereka wariskan untuk bekal masa depan.
  56. Karena pengen belajar untuk jadi pandai.
  57. Karena aku ingin mendapatkan ilmu dan dipergunakan dalam hidupku untuk membuat bangga orang tua, orang disekitarku dan negaraku, dan ingin memajukan Indonesia membuat negara Indonesia menjadi negara maju, adil dan jujur.  Semoga impianku terwujud.
  58. Karena ilmu adalah modal besar untuk meraih kesuksesan di masa depan.  Tanpa ilmu manusia buta.
  59. Saya ingin menjadi orang yang sukses di masa depan dan bisa membanggakan orang tua.
  60. Karena ilmu akan menjadi terang dalam gelapku dan masa depan dari perjuanganku.
  61. Karena kewajiban, dalam Islam menimba ilmu dalah wajib hukumnya dan saya juga ingin memajukan negeri ini dengan cara menjadi warga negara yang cerdas lewat belajar di sekolah.
  62. Saya ingin meraih cita-cita, berantakan tidak juga, jangan terlalu berambisi dengan dunia, karena masih ada akhirat.
Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.

Jawaban Para Peserta Kuis #KLFIniOpiniku: Pertanyaan No 1

Kuis #KLFIniOpiniku
Peserta kuis #KLFIniOpiniku diminta untuk menjawab satu atau lebih di antara lima pertanyaan yang tersedia.
Dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme, pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara. Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?
  5. Apa makna hidup bagi kamu?
Berikut adalah jawaban peserta atas pertanyaan pertama, yang diurut menurut tanggal pengajuan jawaban:

Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  1. Rasanya seperti lagi nonton panggung drama yang banyak banget alur cerita yang ngga sesuai dengan alur yang sebenarnya.
  2. Media massa seperti koran dan televisi terasa makin 'terpenjara'.  Berita yang disajikan banyak yang tidak lagi faktual, proporsional dan sesuai fakta.  Media terpenjara kepentingan elit politik, sehingga berita yang disajikan kepada publik juga sudah disortir sesuai kepentingan penguasa.  Banyak sekali isu yang disajikan ke publik dengan tujuan menyembunyikan sebuah isu yang lebih penting.  Hal inilah yang menjadikan publik harus jeli mencari sumber berita lain.  Ketika menonton berita di TV pun juga perlu kritis, melihat sisi berkebalikan (both sides) juga penting dilakukan, sehingga kita menjadi publik yang cerdas dalam melihat dan mendapatkan berita dari televisi yang disajikan kepada kita.
  3. Perasaan yang mengharukan, begitu banyak berita buruk tentang Indonesia dan itu kelakuan dari penduduk Indonesia sendiri.
  4. Adanya keseimbangan dalam kehidupan. Selalu saja ada berita-berita yang berlawanan.  Ada berita baik ada berita buruk, ada berita menyenangkan ada berita menyedihkan, ada berita kejujuran ada berita kecurangan, ada berita yang kaya ada berita yang miskin. Dan keseimbangan itu alamiah karena diatur Yang Maha Kuasa.
  5. Prihatin. Karena saya merasa televisi Indonesia seringkali terpaku pada suatu berita yang sedang jadi trending topic dan terus-terusan membahas berita tersebut, seolah menutup mata dengan berita-berita lain yang mungkin sangat bermanfaat jika ditayangkan.  Yang lebih memprihatinkan lagi, terkadang suatu berita yang sebelumnya gencar ditayangkan disana-sini secara tiba-tiba berhenti dibahas dan terlupakan begitu saja dikarenakan sudah ada berita baru yang lebih menggemparkan. Sementara berita sebelumnya belum jelas apakah permasalahannya sudah tuntas ataukah belum.
  6. Saya rasakan pengetahuan saya semakin bertambah, ditambah lagi saya sebagai pelajar, jangan sampai tertinggal berita di TV baik berita positif dan negatif, karena disana banyak hal pelajaran yang dapat diambil dari berita TV yang ditonton.
  7. Rasanya shock kadang apalagi berita yang ngga terduga.  Kaya ibu bunuh anaknya sendiri.  Gitu-gitu deh.
  8. Was-was takut perbuatan yang tidak baik ditiru oleh pemirsa.
  9. Rasanya random gitu min tergantung beritanya, kalo beritanya bikin bangga ikut seneng, tapi kalo yang aneh-aneh sedih.
  10. Senang, karena aku jadi dapat berbagai informasi dari berbagai kejadian dan masalah.
  11. Berasa jadi orang yang tahu banget tentang keadaan yang ada di sekitar dan banyak ilmu yang didapatkan.
  12. Biasa aja.
  13. Ada beberapa berita yang tidak saya sukai tapi juga ada beberapa berita yang saya sukai, yang tidak saya sukai seperti demo, tawuran dan masalah yang menurut saya tidak penting untuk saya.  Sedangkan yang saya sukai itu berita tentang hal yang masih misteri, kecelakaan, kabar yang menurut saya ada banyak nilai positifnya untuk saya.
  14. Prihatin
  15. Rasanya khawatir karena semakin kesini semakin banyak berita yang tidak baik.  Tapi tetap harus diambil positifnya.
  16. Cukup menghibur, namun ada saatnya saya bosan melihat berita yang selalu diulang-ulang.
  17. Saya merasakan lebih senang saat menonton berita karena semakin banyak informasi dan wawasan yang saya dapat.
  18. Kadang saya bingung mana breaking news, mana soap opera. A lot of drama.
  19. Gembira dan bahagia kalau nonton berita yang seru.
  20. Cukup terpana, terkejut, terenyuh kadang bosan juga.
  21. Saya rasa saya dapat mengetahui berbagai kejadian, gambaran situasi, serta kondisi dari tempat lain yang berbeda dengan lingkungan sekitar.  Tapi terkadang itu juga tergantung berita apa yang disajikan di televisi, kalau yang tidak penting atau memberikan dampak negatif lebih baik tidak saya tonton.  Tapi dunia juga tidak sepenuhnya buruk seperti kasus-kasus negatif yang ditayangkan di televisi.
  22. Tergantung beritanya tentang apa, kalo kerusuhan, demo, pembunuhan, perampokan dan tindakan kriminal lainnya ya tentu semakin was was, takut, waspada dan gemes.
  23. Biasa aja, karena beritanya terlalu tendensius pada objek tertentu.
  24. Akan menambah ilmu dan pengetahuan agar kita dapat mengetahui segala apa yang terjadi diluar sana.
  25. Berita di TV kadang menyilaukan.  Seperti dibenar-benarkan.  Meresahkan.  Mengkhawatirkan.
  26. Yang aku rasakan adalah was-was, karena untuk menonton berita mengenai politik, kevalidan berita menjadi simpang siur dan terkadang agak dibesar-besarkan, sehingga saya terkadang merasa was-was mana berita yang benar-benar valid mana yang cuma rekayasa belaka.  Untuk berita lain seperti bencana alam saya rasa sangat baik karena diliput secara aktual.  Namun kesemua topik berita belum menuju kata transparan.
  27. Saya merasa kadang senang, sedih, bingung, cemas, takut.  Pokoknya pernah merasakan semuanya.
  28. Menyenangkan karena bisa update wawasan dan pengetahuan terkini, tapi kalau berita yang muncul dalam seminggu sama saja terkadang bosan juga.
  29. Saya merasa pengetahuan saya tentang informasi terbaru di dunia luar semakin meluas.
  30. Saya merasakan berita di TV itu banyak berbau politik, ada berita yang selalu pro dengan si A lalu memojokkan si B begitu pula sebaliknya.  Namun dibalik itu semua banyak informasi yang saya dapat ketika menonton berita di TV.
  31. Miris dan mengerikan ketika menonton berita di TV, isinya hanya bad news, hampir tak ada berita yang membawa harapan.
  32. Senang kalau beritanya yang baik dan positif, miris kalau berita yang negatif.
  33. Sering tergiring bahkan bisa terlalu cepat mengambil kesimpulan atas informasi yang disebarkan baik berita iklan, hiburan infotainment, peristiwa, politik, pemerintahan dll.  Lain lagi kalau berita yg disampaikan terus-terusan dan bertele-tele masalahnya, bisa bikin pusing sampai panas kepala. Kudu jeli, cermat dan pintar menilai apapun yang diberitakan.
  34. Terbawa suasana berita baik pikiran dan perasaan berita tersebut.
  35. Capek nonton berita sekarang.  Beritanya ngga jauh dari pembunuhan, pemerkosaan, korupsi :/ sedih banget.
  36. Rasanya kepo seru banget sama info dunia diluaran sana, mengenai segala hal saya suka.
  37. Berita di TV sangat memprihatinkan, sekarang ini banyak pelecehan bahkan penganiayaan sebagai contoh kasus Angeline yang kasusnya belum terselesaikan, seharusnya polisi lebih cepat dalam menangani kasus.
  38. Yang pasti, saya merasa sangat sedih dengan keadaan bangsa ini.  Saat ini.
  39. Berita sekarang terlalu banyak dibumbui sandiwara dan dagelan.
  40. Menonton berita, kadang suka bikin greget.  Karena seringkali beritanya belum ada kepastian untuk menyelesaikan kasus tsb.
  41. Seperti main tinju.  Pengen nonjok TV yang sering buat berita inkonsisten dan subjektif.
  42. Kolesterol dan tensi darah naik pas lihat RI yang masih berjuang cari keadilan sementara pejabat-pejabatnya jual kata keadilan.
  43. Ada beberapa TV yang pemberitaannya berat sebelah alias tidak netral, saya sering merasa sebal menontonnya.  Beruntung ada stasiun TV lain yang cukup berimbang dalam pemberitaan sehingga saya percaya, terhibur dan terinspirasi atas berita yang disajikan.
  44. Senang, karena menambah wawasan pengetahuan.
  45. Prihatin.  Karena pemberitaannya sudah tak berimbang dan kurang sesuai dengan kode etik jurnalistik.
  46. Bad news is good news…yah, gitu-gitu ajalah.
  47. Senang karena nambah pengetahuan.  Ngga ketinggalan berita terkini.
  48. Tegang.
  49. Berita berita di TV sangat memprihatinkan.  Banyak stasiun TV yg berlomba-lomba mencari berita yang lagi hot atau on top.  Dan hasilnya mayoritas berita di TV itu rata-rata sama.  Welcome to Indonesia, dimana orang-orang sibuk mencari kekayaan dan harta.
  50. Biasanya rasa tenang sih, soalnya berita Indonesia itu lucu, yang ngga penting saja diberitain.  Makanya kalau ngga bisa tidur terus nonton berita bisa bikin tidur di depan TV.
  51. Aku merasa khawatir karena saat menonton berita tentang politik atau kriminal yang ada di Indonesia aku khawatir dan mikir bagaimana Indonesia menjadi negara maju?  Apa Indonesia akan terus menjadi negara berkembang?
  52. Rasa syukur timbul karena bisa hidup di zaman modern sehingga saya bisa melihat semua berita di seluruh dunia dengan mudah.
  53. Miris lihatnya, kebanyakan berita yang ditayangin di TV itu berita kekerasan, sedangkan berita prestasi anak bangsa malah jarang ditayangin.
  54. Pas nonton berita di TV, isinya ngenes mulu, jadinya mending nonton komedi daripada berita.
Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.

2 Agustus 2015

Pengumuman Pemenang Kuis #KLFIniOpiniku

 Daftar peserta kuis #KLFIniOpiniku
Daftar peserta sah kuis persembahan Pionir Books #KLFIniOpiniku dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen.
Dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme, pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara. Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?
  5. Apa makna hidup bagi kamu?
Sayembara berlangsung dari tanggal 1 s/d 28 Juli 2015. Jumlah peserta sah: 105. Hadiah yang diperebutkan: 8 eksemplar novela perang Pengharapan karya Jona Oberski, 7 eksemplar novel remaja Kesatria karya Tonke Dragt, 5 eksemplar biografi Marco van Basten. Era AC Milan dan Oranye karya Zeger van Herwaarden, 5 eksemplar novel laga Jumat Hijau karya Elvin Post, dan hadiah utama 2 unit I-One U8 smartwatch dan 1 unit smartphone Evercross 5K.

Berikut para pemenang sah (sesuai dengan nama medsos yang digunakan) yang diundi secara acak:

Pemenang Hadiah Utama
  1. smartphone Evercoss 5K: Mas Bagass
  2. I-One U8 smartwatch #1: @YhanAnggi
  3. I-One U8 smartwatch #2: @Indah_Ramdha
Pemenang Buku Pengharapan
  1. @AntikaAnis
  2. Dian Idtu Erlin
  3. Satria bagas P.
  4. @harovansi
  5. Mubarok Fasa
  6. @Mavalda_jhe
  7. @faridpongky
  8. @ArdiptaYusuf
Pemenang Buku Kesatria
  1. S Nurul Fajr
  2. Ananda SP
  3. @MarioSjono
  4. @akhied_23
  5. Yusril Akihiro II
  6. @RifanoMendra
  7. @Al-Kutub
Pemenang Buku Marco van Basten. Era AC Milan dan Oranye
  1. @yosepfajarbayu
  2. @rommelsilitonga
  3. @arkalyorda
  4. @shandralianna
  5. @migafariski
Pemenang Buku Jumat Hijau
  1. Aulia Putri
  2. @11_wawaa
  3. @defirhm
  4. Yahya Basri
  5. @Mi_Laaaaan
Segenap kru Pionir Books mengucapkan selamat kepada para pemenang. Kepada semua peserta kami mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.

Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.