4 Agustus 2015

Jawaban Para Peserta Kuis #KLFIniOpiniku: Pertanyaan No 4

Kuis #KLFIniOpiniku
Peserta kuis #KLFIniOpiniku diminta untuk menjawab satu atau lebih di antara lima pertanyaan yang tersedia.
Dalam rangka terbitnya Kekekalan Laten Fasisme, esai filsuf Belanda Rob Riemen yang diterjemahkan dari judul asli berbahasa Belanda De eeuwige terugkeer van het fascisme, pada tanggal 1 Agustus 2015, Pionir Books mengadakan sayembara. Peserta diminta untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang kamu rasakan pas nonton berita di TV?
  2. Kamu menimba ilmu di sekolah karena...
  3. Gambarkan politik di Indonesia cukup dengan satu kata.
  4. Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?
  5. Apa makna hidup bagi kamu?
 Berikut adalah jawaban peserta atas pertanyaan keempat, yang diurut menurut tanggal pengajuan jawaban:

Apakah kamu mengukur tingkat keberhasilanmu dengan uang?

  1. Bukan uang segalanya.
  2. Saya mengukur keberhasilan saya yang utama bukan melalui uang yang saya dapat, tetapi uang juga menjadi penilaian keberhasilan. Saya menilai keberhasilan melalui proses yang saya lalui, pengalaman yang saya dapat selama proses itu berlangsung. Pembangunan sikap adalah penilaian saya yang utama akan kesuksesan.
  3. Tidak.  Bukan uang yang menentukan, tapi bagaimana usaha saya dalam menggapai keberhasilan saya dan berapa besar kejujuran saya.
  4. Tidak.  Keberhasilan itu diukur dari masa lalu. Bagaimana kita berjuang di masa lalu, bagaimana kita berusaha di masa lalu, bagaimana jerih payah kita di masa lalu, keberhasilan tentu akan menyapa kita di masa depan. Bahkan uang tidak bisa menjamin keberhasilan seseorang. Untuk apa punya banyak uang jika itu milik orang lain bukan hasil jerih payah kita sendiri.
  5. Tidak memungkiri kalau uang bisa jadi ukuran keberhasilan, tapi yang lebih penting adalah kebahagiaan.
  6. Tidak.  Mengukur tingat keberhasilan itu dari semangat pantang menyerah dalam meraih keberhasilan itu sendiri.
  7. Tidak juga, tetapi di negara modern tentu saja uang bergantung pada posisi di tempat kerja.
  8. Tidak.  Tetapi dengan pengalaman.
  9. Tidak.  Saya mengukurnya dengan ilmu yang saya dapatkan di sekolah dan kehidupan sehari-hari.
  10. Ya.  Karena jika gaji rendah itu tandanya berada di bawah kan? Sedangkan orang-orang sukses keuangannya besar.
  11. Saya sudah berhasil, jika saya sudah mempekerjakan 50 orang, minimal.
  12. Tidak.  Saya mengukurnya dari pengalaman yang saya dapat.
  13. Mungkin ya, ambil contoh saya berjualan online.  Jika uangnya banyak tandanya penjualan saya sukses bukan?
  14. Saya menilai keberhasilan dari kebahagiaan orang di sekitar saya dan yang saya sayang. Makin mereka bahagia karena saya, saya merasa berhasil.
  15. Saya setuju uang sebagai lambang keberhasilan kita.  Kemapanan itu sebanding dengan digit tabungan.
  16. Saya tidak mengukur keberhasilan dengan uang, akan tetapi keberhasilan itu suatu impian atau tujuan yang saya inginkan, telah tercapai.  Berhasil itu kemampuan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginan saya sendiri dan dikelilingi orang-orang yang saya sayangi.
  17. Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam meraih kesuksesan, ada yg merasa sukses bukan karena banyak uang yang didapat.  Bisa membanggakan dan membahagiakan orang tua adalah tujuan saya dan saat mencapainya saya merasa berhasil dan sukses.
  18. Keberhasilan kita dapat diukur apabila kita dapat melihat orang tua kita tersenyum bangga terhadap kita.
  19. Tidak diukur dari uang, tapi dari pengalaman dan ilmu yang bisa saya bagi ke teman-teman
  20. Ya, karena uang adalah segala-galanya, pengen buang air aja bayar, apalagi yang lain.
  21. Terkadang.
  22. Tidak! Kenapa? Apakah orang yang korupsi itu dikatakan berhasil juga? Meskipun dia mendapatkan banyak uang tapi ia adalah pencuri.  Yang dikatakan berhasil itu apabila ada usaha yang membuat kita bisa lebih baik (dalam hal positif).  Sebuah keberhasilan tidak identik dengan uang, bukankah orang yang melawan hawa nafsu itu juga dikatakan berhasil?
  23. keberhasilan saya diukur ketika saya mencapai tujuan saya dengan kebahagiaan, bukan hanya kebahagiaan dari diri saya pribadi tapi juga yang lainnya, juga dengan seberapa kuat saya bangkit setelah mengalami kegagalan.
  24. Tidak.  Uang tidak segalanya jadi keberhasilan saya jika di sekitar saya sudah bahagia dan merasakan hasil dari keberhasilan.
  25. No.  Ada yang lebih penting, yaitu ilmu yang bermanfaat.
  26. Keberhasilan saya ukur dengan tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan saya sendiri.
  27. Kita memang membeli makan dengan uang, namun bukan berarti dengan uang akan bahagia, keberhasilan itu adalah rasa bahagia.
  28. Tidak.  Tingkat keberhasilan tidak saya ukur dari hasil atau uang yang didapat.  Tetapi dari cara saya menikmati apa yang saya tekuni.  Jika keberhasilan saya ukur dengan hasil atau uang yang didapat, saya akan cepat puas dan merasa semuanya sudah "cukup" sampai di situ (tidak berkembang).
  29. Tidak.  Keberhasilan jika orang tua saya bahagia dan mewujudkan impian orang tua saya ke Holyland itu keberhasilan buat saya.
  30. Tingkat keberhasilan dengan uang melimpah itu penting tetapi bukan yang utama. Karena yang utama adalah kebahagiaan dan kebahagiaan tidak hanya diukur dengan uang.
  31. Saya mengukur tingkat keberhasilan dengan pencapaian kualitas hidup sesuai syariat agama Islam.  Tidak dengan materi saja.
  32. Aku menilai kesuksesanku dengan kesuksesan, kesejahteraan dan ketentraman hidup.
  33. Terkadang, karena kalau kita punya uang tetapi tidak tahu cara meng-handle ya tetap percuma.  Tapi jika kita punya kreatifitas mungkin uang yang kita keluarkan akan menjadi pemasukan lebih bagi kita suatu saat nanti.
  34. Tidak.  Bagi saya uang bukan segalanya.  Meskipun semua butuh uang.
  35. Tidak.
  36. Keberhasilan itu bukan berpatok pada uang.  Melainkan bagaimana kita bisa menjadi diri kita sendiri untuk menghadapi ujian hidup.
  37. Aku tidak mengukur keberhasilan dengan uang.  Tapi uang yang mengukur keberhasilanku.
  38. Tidak.  Pengalamanku hadapi ujian kehidupan, bahwa terus berjuang untuk bersyukur yaitu kunci keberhasilan hidup.
  39. Tidak.  Bukan uang, tapi rasa 'bahagia' atas perolehan yang didapat dari proses dan usaha yang telah saya lakukan secara maksimal dan rasa 'nyaman' atas apa yang telah saya peroleh tersebut.
  40. Bisa jadi, karena dengan uang kita bisa sekolah, kuliah.  Dan orang yang berhasil maka akan menghasilkan uang dengan mudah.
  41. Letak keberhasilan bagi saya, terletak pada cara menikmati proses kita.  Materi atau uang hanyalah sebagai bonus.
  42. Tidak.  Berhasil ketika apa yang saya lakukan bermanfaat untuk orang banyak.
  43. Tidak dengan uang, tetapi dengan keahlian dan ketrampilan.
  44. Mungkin iya, tapi saya pikir keberhasilan itu diukur dari seberapa signifikan perubahan kita sekarang dengan masa lalu.
  45. Di sisi lain, saya mengukurnya dengan uang.  Tapi di sisi lain pula, saya mengukurnya dengan ilmu dan ketrampilan yang saya dapat.
  46. Tidak.  Karena menurut saya, untuk mengejar suatu tingkat keberhasilan yang menjadi pacuan kita bukan berapa uang yang kita dapat. Tetapi NAMA.  Karena nama itu akan menentukan patokan uang yang akan kita dapat.  Ketika NAMA sudah terkenal, pasti banyak yang mencari. Karena dibalik NAMA pasti ada KUALITAS.  Contoh: ketika seseorang diminta untuk memilih antara Zoya atau Nihaya? Pasti banyak yang memilih Zoya karena Zoya adalah nama merek terkenal dan kualitasnya tinggi.  Sedangkan Nihaya belum terkenal dan masyarakat belum tahu kualitasnya.
  47. Tingkat keberhasilan hidup saya ngga semua diukur dengan uang tapi dengan kepuasan orang lain terhadap keberhasilan saya, untuk yang diukur dengan uang itu adalah sebuah "nama dan jabatan".
  48. Tidak.  Uang bukan untuk ukuran sukses bagi saya, ukuran sukses bagi saya adalah kebahagiaan.
  49. Menurut saya uang bukanlah penentu utama tingkat keberhasilan kita. tidak semua keberhasilan dapat diukur dengan banyaknya uang. misalnya saja berhasil dalam meraih cita-cita, keberhasilan dalam meraih suatu cita-cita hanya dapat diukur dengan kerja keras kita.

Untuk info terkini tentang Kekekalan Laten Fasisme pantau kicauan ber-tagar #KekekalanLatenFasisme pada Twitter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar