Yang menonton film Inglourious Basterds (2009) garapan Quentin Tarantino tentu paham bahwa kisahnya, tidak seperti The Reader (2008) atau Valkyrie (2009), merupakan kisah rekaan yang berlatar belakang Perang Dunia II. Ketiga film tersebut adalah film Hollywood bertemakan Perang Dunia II. Sebagai negara yang mengalami langsung kengerian dan pelbagai akibat dari perang tersebut, Belanda sepertinya tidak mau kalah dengan Paman Sam kalau sudah menyangkut produksi film yang berlatar belakang masa itu. Sineas Negeri Kincir Angin itu ingin memastikan bahwa Belanda pada khususnya dan dunia pada umumnya tidak melupakan konflik terakbar dalam sejarah manusia tersebut.
Berikut adalah film-film Belanda yang bertemakan Perang Dunia II. Hampir semua diadaptasi dari karya sastra Belanda, dan mayoritas mengangkat gerakan perlawanan Belanda terhadap Jerman.Soldaat van Oranje (Soldier of Orange) (1977)
Film garapan sutradara kondang Paul Verhoeven yang diangkat berdasarkan buku Erik Hazelhoff Roelfzema berjudul
Het hol van de ratelslang (1970) ini mengisahkan kiprah seorang mahasiswa Belanda bernama Erik Lanshof (Rutger Hauer) dalam gerakan perlawanan mahasiswa. Film terbaik Belanda sepanjang masa versi filmwereld.net (2006).
Het meisje met het rode haar (The Girl with the Red Hair) (1981)
Sutradara Ben Verbong mengangkat kisah pejuang perlawanan Belanda Hannie Schaft, seorang mahasiswi hukum, berdasarkan roman Theun de Vries
Het meisje met het rode haar (1956). Satu hal penting yang dibahas dalam buku tapi tidak dalam film adalah bahwa Schaft anggota RVV, suatu kelompok perlawanan berhaluan komunis.
Het bittere kruid (Bitter Sweet) (1985)
Sara, seorang remaja Yahudi Belanda, secara perlahan mulai menyadari bahaya yang dihadapi dia dan keluarganya selama masa pendudukan negara itu oleh Jerman. Diangkat dari roman karya Marga Minco.
In de schaduw van de overwinning (Shadow of Victory) (1986)
Mengisahkan dua anggota gerakan perlawanan Belanda yang mempunyai tujuan yang sama tapi berusaha mencapainya dengan cara masing-masing yang sangat berbeda. Berdasarkan cerita yang ditulis aktor, sutradara, dan penulis Belanda Edwin de Vries.
De aanslag (The Assault) (1986)
Film garapan Fons Rademakers yang pada 1987 menggondol penghargaan Oscar untuk Film Berbahasa Asing Terbaik ini berbeda dari pendahulunya dalam arti bahwa yang diangkat bukan peperangannya tapi mayat yang didapati di depan kediaman keluarga Steenwyk menyusul sebuah serangan bom. Seluruh keluarga, kecuali Anton Steenwyk (Derek de Lint), diangkut dan dieksekusi. Karena merasa bersalah, bertahun-tahun kemudian Anton melakukan penyidikan: siapa yang melakukan pengeboman, apa peranan tetangga, kenapa justru keluarga dia yang menjadi korban? Hasilnya,
De aanslag, yang diangkat dari novel Harry Mulisch itu, menjadi lebih mirip cerita
thriller ketimbang kisah perang.
De tweeling (Twin Sisters) (2002)
Film besutan Ben Sombogaart yang diadaptasi dari novel karya penulis Tessa de Loo ini mengisahkan nasib Lotte dan Anna, dua saudara kembar, yang dipisahkan satu sama lain setelah dalam masa perang menjadi yatim piatu: Lotte (Thekla Reuten) bisa tumbuh berkembang bebas bersama orang tua angkatnya di Belanda, tapi Anna (Nadja Uhl) mengalami kebalikannya bersama orang tua angkatnya di Jerman. Saat bertemu kembali, mereka berusaha menjalin kembali hubungan mereka sebagai saudara.
Zwartboek (Black Book) (2006)
Kisah seorang penyanyi Yahudi Belanda yang pada masa Perang Dunia II membantu perlawanan Belanda dengan menyusup ke mabes Gestapo.
Zwartboek bukan kisah nyata, tapi menurut Verhoeven sejumlah besar peristiwa benar terjadi. Pada 2008, publik Belanda menobatkan film garapan Paul Verhoeven ini sebagai film terbaik Belanda sepanjang masa. Penulis Belanda Laurens Abbink Spaink mengadaptasi naskah film yang ditulis Paul Verhoeven dan Gerard Soeteman itu menjadi sebuah novel.
(berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar