1 Agustus 2012

Komik Edukatif Perang Kemerdekaan 'Tapak Tilas'

Sampul depan 'Tapak Tilas'.
Umum

Pionir Books (anggota Ikapi) adalah penerbit buku fiksi dan nonfiksi terjemahan dari bahasa Belanda. Sejauh ini, buku yang kami telah terbitkan oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional dinilai bisa dimasukkan dalam kategori buku pelajaran umum dan dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai.

Misi kami adalah menerbitkan buku-buku berkualitas dunia dalam rangka (i) meningkatkan minat baca anak dan remaja, (ii) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (iii) mengayakan kepustakaan Indonesia.

Produk utama yang kami tawarkan saat ini adalah komik edukatif Tapak Tilas karya Eric Heuvel dan Ruud van der Rol yang mengangkat Perang Kemerdekaan Indonesia dari sudut pandang Belanda. Karya ini sesuai untuk menyambut dan merayakan Dirgahayu Republik Indonesia dan acara agustusan.

Secara umum, sejarah mesti dipelajari supaya (i) kita mendapatkan akses ke laboratorium pengalaman manusia, (ii) supaya kita menjadi lebih bijak dalam membuat pilihan publik, dan (iii) supaya kita menjadi lebih kaya sebagai manusia dalam kehidupan pribadi. Alasan khusus kita harus tahu sejarah adalah:

  1. Agar supaya tindakan-tindakan besar tidak terlupakan, seperti kata cendekiawan Yunani Anna Komnene (abad ke-12): Ilmu Sejarah adalah benteng besar yang menghadang arus waktu: ia boleh dibilang mengekang banjir yang tak terbendung, ia menggenggam dengan erat apa saja yang bisa ia raih di permukaan dan tak akan membiarkannya dibawa hanyut ke dalam Kelupaan nun jauh di dasar.
  2. Agar bisa memahami masa lalu dan membuat persiapan untuk masa depan, seperti kata sejarawan AS Peter Stearns (2007): Hanya dengan mempelajari sejarah kita bisa memahami bagaimana segala sesuatu berubah; hanya lewat sejarah bisa kita mulai memahami faktor apa saja yang menyebabkan perubahan; dan hanya lewat sejarah bisa kita memahami unsur apa saja pada suatu lembaga atau masyarakat yang resistan terhadap perubahan.
  3. Untuk menyajikan suatu pembelajaran moral – suatu teladan untuk perilaku yang baik dan peringatan terhadap kejahatan, seperti kata Stearns (2007): Dengan mempelajari kisah-kisah orang dan keadaan di masa lalu, seorang murid sejarah bisa menguji rasa moral dirinya, mengasahnya menurut kompleksitas nyata yang pernah dihadapi orang dalam keadaan pelik.
  4. Agar memahami sejarah bangsa dan untuk meningkatkan semangat cinta tanah air atau jati diri, seperti kata Stearns (2007): Sejarah juga membantu memberikan jati diri, dan tak pelak ini adalah salah satu alasan semua bangsa modern menggalakkan pembelajarannya dalam satu bentuk atau yang lain.
  5. Untuk menggalakkan partisipasi masyarakat dan kewarganegaraan, seperti kata sejarawan Irlandia John Bagnell Bury (1902): Sangat penting bagi warga negara untuk memiliki pengetahuan yang sebenarnya tentang masa lalu dan untuk memandangnya secara objektif, agar supaya pengaruh mereka pada masa kini dan masa depan bisa dikenakan dalam arah-arah yang tepat.
  6. Untuk mengurangi prasangka, seperti kata sejarawan Inggris George Macaulay Trevelyan (1913): Sejarah bisa membentuk pemikiran sehingga seseorang memiliki kemampuan untuk memahami peristiwa-peristiwa besar dan bisa bersimpati kepada insan lainnya.
  7. Agar bisa mengapresiasi kesenian dan kesusastraan, seperti kata Trevelyan (1913): Sejarah dan kesusastraan tidak bisa dipahami lebih-lebih dinikmati secara lengkap kecuali jika saling dihubungkan satu sama lain.
  8. Untuk membina pertumbuhan pribadi, seperti kata Stearns (2007): Sejarah adalah satu-satunya bidang yang memberikan dasar bukti yang bernas untuk melakukan perenungan dan penganalisisan tentang bagaimana masyarakat berfungsi, dan seseorang sedikit banyak mesti tahu bagaimana masyarakat berfungsi bahkan sekadar untuk menjalankan hidupnya.
  9. Untuk bersiap memasuki dunia kerja dengan mengembangkan keterampilan analitis, seperti kata Stearns (2007): Sejarah berfaedah dalam dunia kerja. Pembelajaran sejarah membantu terciptanya pengusaha, tenaga profesional, dan pemimpin politik yang baik.

Terakhir, sebagai apresiasi kepada tenaga pengajar sejarah, sejarawan AS Frederick Jackson Turner (abad ke-19) menegaskan: Seandai ada perpustakaan sekolah atau perpustakaan kota yang baik... dan seandai ada guru yang penuh semangat dan bakti dalam mengarahkan dan membina pembelajaran sejarah dan politik dan ekonomi, maka kita akan memiliki regenerasi intelektual negara.

Tentang Tapak Tilas

Latar Belakang
Judul asli komik ini adalah De terugkeer yang di Belanda diterbitkan pada 2010 oleh Indisch Herinneringscentrum (Pusat Memorial Hindia). Pengembangan, pembuatan, promosi, dan sosialisasi digarap oleh EduProducties, perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pendidikan. Penulisan ditangani oleh Ruud van der Rol (skenario dasar, skenario komik) dan Eric Heuvel (skenario komik, ilustrasi). Karya ini dihibahkan ke sekolah-sekolah menengah pertama di Belanda sebagai persembahan nasional.

Sinopsis
Bas (81) menapak tilas ke Indonesia, negeri tempat dia lahir dan dibesarkan. Negeri yang kala itu juga adalah tanah jajahan Belanda dan masih bernama Hindia Belanda. Di pesawat terbang tujuan Jakarta dia menuturkan riwayat hidupnya kepada Maurena (24), kemenakannya. Dia mengisahkan masa kanak-kanaknya, pendudukan Jepang, dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta tentang Soerati, gadis yang mencuri hatinya kala dia memperkuat tentara Belanda melawan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Bas menyadari bahwa peluang dia untuk bertemu kembali dengan Soerati adalah sangat kecil di negara yang berpenduduk 200 juta jiwa itu. Akan tetapi, di Indonesia dia mendapat kejutan yang tak alang kepalang....

Struktur
Komik ini menceritakan masa penjajahan Belanda, masa Perang Dunia Kedua, dan masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokohnya adalah rekaan, tetapi semua pengalaman mereka adalah nyata. Skenario dan ilustrasi dibuat berdasarkan materi dokumen historis seperti buku harian, foto, film, dan gambar. Pembagian komik menurut isi:
  • Masa Penjajahan Belanda (1602 – 1942)
  • Masa Pendudukan Jepang (Maret 1942 – Agustus 1945)
  • Perjuangan Kemerdekaan Indonesia: Masa Bersiap (September 1945 – Maret 1946)
  • Perjuangan Kemerdekaan Indonesia: 'Aksi Polisional' (1947 – 1949)
  • Repatriasi ke Belanda (pasca-1949)

Pesan
Buku ini menceritakan sejarah bersama antara Belanda dan Indonesia. Zaman perang sekali-kali tidak boleh dilupakan, yaitu agar semua insan senantiasa menyadari kebebasan yang telah diperjuangkan dan yang dinikmati sekarang ini.

Pembaca juga diajak memahami bahwa, dalam periode sejarah yang sama, orang bisa mengalami peristiwa yang sama sekali berbeda yang bergantung kepada kelompok sosial orang tersebut. Orang Belanda, Indo Belanda (Indo), Indonesia, Chinese, Jepang – semua menyimpan kisah masing-masing. Pembaca diajak untuk memahami secara lebih mendalam tentang beragam sudut pandang tersebut terhadap sejarah dengan belajar tentang dilema yang dihadapi kelompok-kelompok tersebut dan pilihan yang mereka ambil.

Kelompok Sasaran
Tapak Tilas ditujukan bagi semua murid sekolah berusia 13-16 tahun pada khususnya, dan pembaca yang ingin tahu lebih banyak tentang sejarah nasional pada umumnya. Ratusan ribu warga Belanda mempunyai kerabat yang mempunyai hubungan dengan bekas Hindia Belanda. Buku ini sesungguhnya relevan bagi pembaca dari negara mana pun juga lantaran mengangkat tema universal: kolonialisme, peperangan, dekolonialisasi, dan dampaknya terhadap masyarakat.

###
Untuk keterangan spesifikasi dan biaya serta pemesanan, silakan hubungi kami di nomor telepon (021) 7486 3255.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar