Donald Trump, capres Partai Republik pada pemilu 2016 Amerika Serikat. |
Donald Trump, capres pemilu 2016 AS dari Partai Republik, bersiteguh pada tradisi itu. Hal itu tercermin pada keempat belas butir agenda kampanye dia.
1) Childcare
Penitipan Anak
Rujukan: I, II, III
Trump mengusulkan pemotongan pajak pendapatan bagi mereka yang memiliki anak sebagai kompensasi biaya penitipan anak yang dikeluarkan oleh mereka pada saat bekerja. Kebijakan itu diajukan dalam rangka menyiasati kenyataan bahwa di AS partisipasi angkatan kerja perempuan yang memiliki anak berusia di bawah 18 tahun mencapai 24 juta jiwa yang mana hampir 10 juta dari jumlah itu memiliki anak berusia di bawah 6 tahun. Trump juga mengusulkan cuti hamil 6 pekan bagi ibu-ibu pekerja yang baru melahirkan.
Ketekoran pemasukan pemerintah dari pajak dalam rangka penyelenggaraan usul tersebut hendak ditutup lewat reformasi pajak, dagang, energi, dan regulasi yang pro-pertumbuhan, dan juga lewat sejumlah penyesuaian operasional pada lembaga-lembaga pemerintah federal. Usul tersebut mengutamakan pekerja alih-alih pemegang saham.
2) Constitution and Second Amendment
UUD dan Amendemen Kedua
Rujukan: I, II
Trump membela kepemilikan senpi oleh warga sipil dalam rangka Amendemen Kedua UUD AS, yang diadopsi pada 1791, yaitu kala armada kapal layar VOC masih terlihat mengarungi perairan Nusantara. Puluhan juta warga AS, termasuk Trump, mengantongi izin membawa senpi dan sepertinya, bagi dia, izin tersebut selumrah surat izin mengemudi.
Alasan Trump ialah bahwa warga negara berhak membela diri dan keluarga. Akan tetapi, menjaga keselamatan warga negara ialah tugas negara bangsa yang, apabila diemban secara baik dan benar, menjadikan bangsa merasa aman dan kepemilikan senpi menjadi tidak perlu lagi.
3) Cybersecurity
Keamanan Siber
Rujukan: I, II
Trump mencemaskan serangan siber oleh negara asing seperti Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara, dan dia menyoroti skandal pos-el capres Partai Demokrat, Hillary Clinton. Dia hendak menjadikan kemampuan penyerangan dan pertahanan siber AS yang terkuat di dunia, menjadikannya salah satu senjata terampuh negara itu dalam menghadapi teroris.
Nada Trump mengandung peringatan kepada lawan dan sekaligus memicu reaksi subjektif pada diri warga AS, yaitu AS akan tetap tampil sebagai jawara. Akan tetapi, apabila pengakuan demikian harus diraih lewat paksaan, AS memang bakal harus terus membutuhkan senjata-senjata yang kian canggih. Bila AS hendak dijadikan besar kembali, keseganan itu mesti diberikan sendiri oleh lawan dengan sukarela.
4) Economy
Ekonomi
Rujukan: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII
Lesunya ekonomi sebagaimana digambarkan oleh Trump dapat menjelaskan tingkat popularitas dia dalam pemilu AS 2016: Trump menempatkan diri selaku suara rakyat. Untuk menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi, maka alih-alih globalisme Trump mendukung Amerikanisme: dia ingin menurunkan pajak, melonggarkan regulasi, mendulang cadangan energi Amerika, dan, terkait sektor perdagangan, merundingkan kembali NAFTA, mengevaluasi posisi Tiongkok dalam WTO, dan menolak TPP.
Trump dalam hal ini mewakili posisi yang lazim diusung oleh Partai Republik, yaitu posisi yang pro-wiraswasta. Globalisme merupakan upaya untuk menjadikan korporatisme sebagai pengendali utama dunia. Sebagai ujung tombak NAFTA, TIPP dan TPP, Amerika Serikat memainkan peranan besar dalam hal itu. Trump bukannya menentang globalisme, tetapi dia memprotes timpangnya kedudukan Amerika Serikat dalam perdagangan global. Apabila itu bisa diperbaiki, dia bakal mendukung globalisme.
Korporat mementingkan pemegang saham dan pemegang saham mementingkan keuntungan. Itu sah-sah saja tetapi yang perlu dipertanyakan ialah: apakah dengan menempatkan korporatisme sebagai pengendali utama dunia, pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, dan papan akan menjadi terjamin? Dapatkah ia menjamin di masa mendatang tidak akan ada konflik yang pecah seputar hal itu?
5) Education
Pendidikan
Rujukan: I, II, III
Trump menjadikan pilihan sekolah (school choice) sebagai tumpuan kampanye terkait sektor pendidikan. Pada khususnya, dia meyakini sekolah carter memiliki keunggulan tertentu atas jenis sekolah lainnya. Walaupun menerima dana pemerintah sekolah carter tidak bergantung pada dewan sekolah atau dinas pemerintah dan ia tidak menarik uang sekolah. Kontribusi dari sektor swasta diperbolehkan. Sekolah jenis itu memusatkan kurikulum pada bidang tertentu (seperti teknologi) dan mengutamakan murid yang berkemampuan tinggi atau yang berisiko tinggi.
Visi pendidikan Trump terjalin berkelindan dengan visi ekonomi dia, yaitu Amerikanisme alias kapitalisme gaya Amerika. Tidak ada salahnya dengan kapitalisme, yang hanyalah suatu ikhtiar untuk mencapai tujuan tertentu. Permasalahannya, apakah dalam konteks Amerikanisme tujuan itu, baik dengan disengaja maupun tidak, akan menciptakan generasi pencipta atau generasi konsumer? Trump tidak menyinggung hal itu secara tersurat.
6) Energy
Energi
Rujukan: I, II, III, IV
Trump menekankan swasembada energi agar negaranya terbebas dari ketergantungan OPEC. Pada dasarnya, hal itu berarti bahwa Amerika harus menjadi swing producer minyak seperti Arab Saudi. Akan tetapi, shale oil Amerika belum bisa bersaing dengan minyak OPEC dari segi biaya produksi. Trump juga ingin menghidupkan kembali sektor batu bara Amerika tetapi apakah langkah itu realistis atau tidak patut dipertanyakan karena sektor tersebut tengah mendapat persaingan ketat dari gas alam yang sedang booming. Intinya, semuanya kembali ke harga dan permintaan, sesuatu yang tidak disinggung oleh Trump.
Kemungkinan bahwasanya perubahan iklim betul ditimbulkan oleh ulah manusia sepertinya tidak mau dia gubris. Batu bara adalah raja emisi gas CO2; shale oil dihasilkan lewat fracking, suatu teknik yang sangat tidak ramah lingkungan hidup.
David J.C. MacKay dalam Sustainable Energy–-without the hot air (2008) menyebutkan bahwa apabila Amerika ingin menggantikan kebutuhan energinya dengan sumber non-BBM negara itu harus berpaling ke energi nuklir dan energi surya. Dalam jangka panjang langkah itu bisa dijalankan untuk mengurangi ketergantungan pada fluktuasi politik dan pasar dunia. Namun, pilihan itu tidak disinggung oleh Trump.
7) Foreign Policy and Defeating ISIS
Kebijakan Luar Negeri dan Mengalahkan ISIS
Rujukan: I, II, III
Titik tumpu kampanye Trump tertuang dalam posisi kebijakan luar negeri dia. Alih-alih menjalankan beleid neokonservatisme dia ingin Amerika menggalang kekuatan untuk menumpaskan terorisme Islam radikal, yang dia gambarkan seturut fasisme, naziisme dan komunisme. Perbedaannya seperti apa belum jelas tetapi dalam rangka merealisasi wacananya itu Trump siap menerjunkan tentara ke lapangan sambil mengharapkan uluran tangan NATO, Israel, Mesir, Yordania, dan bahkan Rusia. Di dalam negeri Trump ingin untuk sementara waktu membekukan imigrasi warga dari kawasan rentan terorisme.
Trump mengutarakan apa yang ada dalam pikiran jutaan warga Amerika yang merisaukan keselamatan mereka. Wacana tersebut mungkin memadai untuk memenangkan pemilu tetapi tidak untuk meyakinkan dunia bahwasanya Amerika bukan berjualan neokonservatisme dalam kemasan yang berbeda.
8) Health Care
Rawat Kesehatan
Rujukan: I, II
Trump mempermasalahkan Obamacare. Bagian terbesar anggaran federal dialokasikan ke pos pertahanan; pada urutan kedua ada pos rawat kesehatan. Mengapa tidak mengalokasikan sebagian besar anggaran pertahanan ke rawat kesehatan sehingga menjadikan layanan kesehatan terjangkau bagi semua lapis masyarakat Amerika? Atau, apakah Amerikanisme hanya berkenaan dengan pertahanan dan perdagangan?
9) Immigration
Imigrasi
Rujukan: I
Semua hal yang disebutkan oleh Trump terkait keimigrasian masih dalam batas-batas kewajaran, terkecuali pembangunan tembok Meksiko itu. Tembok Berlin yang dibangun pada 1961 dan bertahan hingga 1989 itu sudah memberikan preseden buruk. Alangkah baiknya itu jangan diulang kembali.
10) National Defense
Pertahanan Nasional
Rujukan: I, II, III, IV, V
Trump ingin Kongres meniadakan pemotongan anggaran otomatis pada pos pertahanan (defense sequester) agar dia bisa membangun kembali tentara nasional AS (demi menumpaskan ISIS dan mengantisipasi kemajuan pertahanan negara-negara seperti Iran dan Korea Utara). Untuk menutup ketekoran dia akan mengaudit Pentagon dan menyudahi program-program federal yang mubazir.
Senjata terbaik adalah akal. Mengapa Trump tidak meniadakan pemotongan anggaran pada pos pendidikan saja?
11) Regulations
Peraturan
Rujukan: I, II, III
Sejalan dengan haluan Partai Republik, Trump merencanakan deregulasi demi menggairahkan dunia usaha. Langkah-langkah yang dia usulkan rupanya cukup manjur: taxfoundation.org mematok pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sepuluh tahun ke muka sebesar paling tidak 6,9% meskipun banyak juga yang menyangsikan keakuratan perhitungan tim ekonomi Trump.
Deregulasi Trump pada sektor pajak, perdagangan regulasi, dan energi menekankan pertumbuhan ekonomi tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan hidup.
12) Tax Plan
Pajak
Rujukan: I
Wacana fiskal Trump berkenaan dengan pajak pendapatan perorangan dan pajak usaha. Pajak pendapatan Trump memangkas pajak semua golongan pendapatan sementara pajak usaha dia bertujuan menjadikan Amerika tempat berinvestasi yang lebih menarik.
13) Trade
Perdagangan
Rujukan: I, II
Alih-alih globalisme, yang pro-korporasi, Trump hendak menggalakkan perdagangan bebas, yang pro-Amerika--Amerikanisme. Untuk itu dia ingin merundingkan kembali NAFTA, menindak pelanggaran-pelanggaran Tiongkok dalam kerangka WTO, dan menarik mundur Amerika dari TPP. Hanya saja, Amerikanisme versi Trump tidak pro-lingkungan hidup (lihat poin no 6).
14) Veterans Affairs Reform
Reformasi Urusan Veteran
Rujukan: I, II
Di negara tempat dua puluh veteran perang membunuh diri per hari, reformasi terbaik ialah untuk menghentikan sekalian kegiatan peperangan. Untuk itu dibutuhkan panglima tertinggi yang berhaluan perdamaian, bukan seorang Donald Trump.
Kesimpulan
Kelebihan Trump ada pada kemampuannya dalam melakukan bisnis. Mencari peluang, menjalankan proyek, dan mendulang untung sudah makanan sehari-hari Trump. Akan tetapi, dari seorang presiden negara dituntut lebih banyak. Dia harus menjadi manajer rakyat, mengelola kepuasan dan ketidakpuasan rakyat terkait pemenuhan kebutuhan mereka mulai dari papan, sandang, dan pangan sampai kerohanian. Dia harus mampu merangkul semua golongan dan lapis masyarakat, baik yang kaya, miskin, minoritas dan mayoritas. Dia harus mampu menjadikan negara memuliakan bangsa. Trump dalam hal ini bukan capres yang kapabel.Laurens Sipahelut
Tangerang, 31 Oktober 2016
Kekekalan Laten Fasisme |
- Jakarta Pusat (Atrium, Kwitang 06, Kwitang 38)
- Jakarta Barat (Trisakti)
- Jakarta Timur (Arion, Kramat Jati, Pondok Gede, Tamini Square)
- Jakarta Selatan (Blok M Plaza, Senayan City)
- Tangerang Selatan (BSD)
- Tangerang (Tangcity Mall)
- Bandung (BIP)
- Bekasi (Bekasi CyberPark)
- Depok (Margo City)
- Semarang (Citraland Semarang, Paragon Mall)
- Surabaya (Galaxy Surabaya, Surabaya Delta)
- Denpasar (LIBBI Denpasar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar