Menurut Rocky Gerung (FIB UI), kita perlu membacanya sebagai pengingat akan kondisi antropologis masyarakat kita yang mudah jatuh pada fanatisme, gandrung pada fantasi orang kuat, dan gampang disulut oleh isu rasisme dan agama. Pada saat membacanya, gunakan yang berikut ini sebagai panduan:
Bab I
Dunia Barat menyangkal kenyataan bahwasanya fasisme telah kembali muncul. Pengarang lantas menulis bahwa fasisme akan selalu mengintai, dan untuk dapat menangkalnya secara manjur maka kemunculannya mestilah diakui terlebih dahulu.
Bab II
Para pemikir telah mengendus mentalitas yang melandasi fasisme. Kesimpulan yang bisa diambil dari pengamatan mereka adalah: manusia mendapat dirinya dalam suatu keadaan yang alih-alih mengembangkan kesadaran malah kian mengerdilkannya.
Bab III
Bagaimana fasis bisa merebut kekuasaan (yaitu, akibat pengkhianatan elite: para cendekiawan, partai politik, dan dunia usaha).
Bab IV
Pengarang mengemukakan catatan pengalaman abad ke-20.
Bab V
Catatan pengalaman tersebut tidak dihirau dan massa yang kian kerdil kesadarannya senantiasa menjadi sasaran empuk untuk dipolitisasi.
Bab VI
Geert Wilders adalah produk akibat masyarakat Belanda tidak belajar dari catatan pengalaman abad ke-20.
Bab VII
Solusi terhadap fasisme adalah ditumbuhkannya nilai-nilai universal.
Kekekalan Laten Fasisme |
- Jakarta Pusat (Atrium, Kwitang 06, Kwitang 38)
- Jakarta Barat (Trisakti)
- Jakarta Timur (Arion, Kramat Jati, Pondok Gede, Tamini Square)
- Jakarta Selatan (Blok M Plaza, Senayan City)
- Tangerang Selatan (BSD)
- Tangerang (Tangcity Mall)
- Bandung (BIP)
- Bekasi (Bekasi CyberPark)
- Depok (Margo City)
- Semarang (Citraland Semarang, Paragon Mall)
- Surabaya (Galaxy Surabaya, Surabaya Delta)
- Denpasar (LIBBI Denpasar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar