5 Juni 2016

Pertautan Auden-Riemen dalam 'Kekekalan Laten Fasisme'

W.H. Auden
W.H. Auden pada 1939. Sumber: Library of Congress.
Pada bagian awal buku Kekekalan Laten Fasisme Rob Riemen mengutip puisi karya W.H. Auden yang berjudul September 1, 1939:
All I have is a voice
To undo the unfolded lie
Menurut eNotes.com, judul puisi mengacu kepada dimulainya Perang Dunia Kedua, yaitu tanggal Adolf Hitler menginvasi Polandia. Dalam puisinya itu, Auden mengucapkan selamat tinggal kepada dasawarsa 1930-an sembari merenungi sebab-sebab terjadinya perang tersebut.

Dalam mengarang bukunya yang terdiri dari tujuh bab itu, Riemen secara tematik mempersandingkan isi buku dengan puisi Auden, yang terdiri dari sembilan bait. Strategi yang dipakai oleh Riemen itu menyiratkan pesan yang sangat kuat: fasisme telah kembali menginvasi Eropa.
  • Bait I puisi Auden = Bab I buku Riemen

Auden membangun suasana atau nada puisi. Riemen melakukan hal serupa dengan mengutip roman karya Albert Camus yang berjudul La peste sembari menegaskan bahwa dunia Barat menyangkal kenyataan bahwasanya fasisme telah kembali muncul. Riemen menulis bahwa dalam demokrasi-massa fasisme akan selalu mengintai, dan untuk menangkalnya secara manjur maka kemunculannya mestilah diakui terlebih dahulu.
  • Bait II puisi Auden = Bab I, II, III buku Riemen

Auden menganalisis sebab-sebab tercetusnya Perang Dunia Kedua; Riemen menganalisis sebab-sebab munculnya fasisme. Menurut Riemen, pemikir seperti Albert Camus, Thomas Mann, Goethe, dan Alexis de Tocqueville sudah mengendus mentalitas yang mendasari fasisme. Isi bab I, II, dan III buku Riemen dalam satu kalimat: masyarakat mendapati dirinya dalam suatu keadaan yang kian menyempitkan alih-alih mengembangkan kesadarannya.
  • Bait III, IV puisi Auden = Bab IV, V buku Riemen

Auden memperlihatkan bahwa setiap zaman tidak pernah mau belajar dari catatan pengalaman zaman terdahulunya. Riemen menyebutkan sejumlah catatan pengalaman abad ke-20 pada bab IV sebelum, pada bab V, menulis bahwa pelajaran sejarah tersebut tidak dihirau dan oleh karenanya telah dilupakan. Isi bab V dalam satu kalimat: massa yang kian sempit kesadarannya menjadi sasaran empuk untuk dipolitisasi.
  • Bait V, VI, VII puisi Auden = Bab VI buku Riemen

Auden kembali ke masa kini dan menunjukan pandangannya ke sekitar dia. Riemen menujukan pandangannya ke negeri Belanda pada saat ini dan menegaskan bahwa Geert Wilders adalah akibat dari kita yang tidak belajar dari sejarah.
  • Bait VIII, IX puisi Auden = Bab VII buku Riemen

Auden bersuara pada ketinggian dari sudut pandang orang pertama. Yang dapat dilakukan oleh Auden hanyalah menyuarakan kebenaran (All I have is a voice, To undo the unfolded lie). Auden mengakhiri puisi dengan nada yang memberikan pengharapan. Sementara itu, Riemen menegaskan bahwa Geert Wilders dan gerakannya merupakan prototipe fasisme masa kini, dan bahwa solusi terhadap fasisme adalah pengembangan kesadaran manusia.

NB: kesadaran dikembangkan dengan memuliakan manusia.


Kekekalan Laten Fasisme
Kekekalan Laten Fasisme
Kekekalan Laten Fasisme karya Rob Riemen diluncurkan pada Sabtu, 4 Juni 2016, di Toko Buku Gunung Agung Margocity, Depok, dengan menghadirkan narasumber Rocky Gerung (FIB UI). Buku dapat dibeli pada Toko Buku Gunung Agung cabang:
  • Jakarta Pusat (Atrium, Kwitang 06, Kwitang 38)
  • Jakarta Barat (Trisakti)
  • Jakarta Timur (Arion, Kramat Jati, Pondok Gede, Tamini Square)
  • Jakarta Selatan (Blok M Plaza, Senayan City)
  • Tangerang Selatan (BSD)
  • Tangerang (Tangcity Mall)
  • Bandung (BIP)
  • Bekasi (Bekasi CyberPark)
  • Depok (Margo City)
  • Semarang (Citraland Semarang, Paragon Mall)
  • Surabaya (Galaxy Surabaya, Surabaya Delta)
  • Denpasar (LIBBI Denpasar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar