Sumber: themahjongshop.com. |
Dirgahayu Republik Indonesia. Perayaan hari Proklamasi
Kemerdekaan adalah kisah tentang genesis Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap
kali kita beragustusan, kita mengenangkan suatu kisah tentang kita, manusia. Pasal,
alih-alih rangkaian data dan fakta yang dingin, sejarah di balik tanggal 17
Agustus dibentuk oleh dinamika hasrat manusia yang menyala-nyala.
Apabila medan perang tersebut diibaratkan papan catur, buah
catur melambangkan kelompok-kelompok kepentingan yang disusun menurut dua kubu:
kubu kemerdekaan dan kubu kolonialisme. Masing-masing buah catur lantas tergabung
pada kubu yang ia anggap mengusung kepentingannya, yaitu:
-
Pemerolehan
kebutuhan hidup (Kesintasan);
-
Penghimpunan
kebutuhan hidup (Kekayaan); atau
-
Pengendalian
kebutuhan hidup (Kekuasaan).
Ajaran dan paham yang berbagai-bagai (seperti agama, sistem,
falsafah—Keilmuan) kemudian menentukan pergerakan setiap buah pada papan catur,
dan, seperti yang kita ketahui, pada pengujung 1949 akhirnya kubu kemerdekaan yang
muncul sebagai pemenang.
Saya ingin mengutip Perjuangan
Kita, sebuah pamflet karya Sutan Syahrir, salah satu putra terbaik
Indonesia yang pemikirannya ikut menentukan kemenangan kubu kemerdekaan, yang
terbit pada pengujung Oktober 1945:
"Kekuatan yang kita cari ada pada pengobaran perasaan keadilan dan kemanusiaan. Hanya semangat kebangsaan yang dipikul oleh perasaan keadilan dan kemanusiaan yang dapat mengantar kita maju dalam sejarah dunia."
Bung Syahrir menyerukan penjunjungan nilai-nilai objektif
(mutlak) kala keadaan dikuasai oleh pengejawantahan nilai-nilai subjektif (nisbi).
Dia memandangi papan catur kita itu dari ketinggian sehingga nada dia pun menjadi
bertolak dari semangat: muliakan manusia.
Menurut hemat saya, itulah yang mestinya menjadi tujuan didirikannya
suatu negara bangsa, yaitu untuk memuliakan manusia. Bangsa Indonesia betul telah
merdeka, tetapi kita belum menjadikannya bangsa yang bebas.
Sekarang, pada 2016, buah catur pada papan kita boleh
jadi tersusun dalam formasi yang berbeda—semenjak 2014, setelah melewati Zaman
Kemerdekaan dan Zaman Reformasi, Indonesia memasuki Zaman Kebebasan—tetapi judul
permainannya tetap sama: catur. Akan tetapi, Republik Indonesia sekarang berada
dalam Perang Kebebasan.
Silakan ditentukan sendiri apa yang menjadi buah catur Anda dan apa Keilmuan yang menggerakan buah catur Anda tersebut. Silakan ditentukan bagaimana negara bangsa kita ini dapat menjadi sesuatu yang memuliakan manusia seturut nilai-nilai objektif sehingga perang tersebut dapat dimenangkan.
Silakan ditentukan sendiri apa yang menjadi buah catur Anda dan apa Keilmuan yang menggerakan buah catur Anda tersebut. Silakan ditentukan bagaimana negara bangsa kita ini dapat menjadi sesuatu yang memuliakan manusia seturut nilai-nilai objektif sehingga perang tersebut dapat dimenangkan.
Laurens Sipahelut
Tangerang, 16 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar