Dalam fasisme, unsur bawahan meladeni unsur atasan. Foto: Time.com. |
Sebagai contoh, dalam fasisme, unsur bawahan (sebagaimana ditulis oleh Robert O. Paxton dalam The Anatomy of Fascism) diharapkan menjadikan takdir nasional sebagai pemenuhan tertinggi, sementara dalam demokrasi, kepada unsur-unsur bawahan dicurahkan kebebasan dalam rangka melindungi hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang seorang. Dengan demikian, yang satu meladeni hal ihwal dunia internal/ nonfisik manusia, yang satu lagi hal ihwal dunia eksternal/ fisik manusia. (Tugas negara bangsa adalah membina yang disebutkan pertama itu.)
Oleh karena itu, dalam konteks Model E-I, bisa diinduksi bahwa inklusivisme adalah keadaan tempat unsur atasan menjadi peladen unsur bawahan, sementara eksklusivisme adalah keadaan tempat unsur bawahan menjadi peladen unsur atasan.
Laurens Sipahelut
Tangerang, 12 Maret 2017
Kekekalan Laten Fasisme |
- Jakarta Pusat (Atrium, Kwitang 06, Kwitang 38)
- Jakarta Barat (Trisakti)
- Jakarta Timur (Arion, Kramat Jati, Pondok Gede, Tamini Square)
- Jakarta Selatan (Blok M Plaza, Senayan City)
- Tangerang Selatan (BSD)
- Tangerang (Tangcity Mall)
- Bandung (BIP)
- Bekasi (Bekasi CyberPark)
- Depok (Margo City)
- Semarang (Citraland Semarang, Paragon Mall)
- Surabaya (Galaxy Surabaya, Surabaya Delta)
- Denpasar (LIBBI Denpasar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar