27 Juli 2016

Alegori Desa



Alegori Desa
Sumber: youdagames.com.
Alkisah ada sebuah desa. Desa tersebut terletak di sebuah wilayah yang secara kebetulan bernama Galia. Galia dijajah oleh suatu negara yang secara kebetulan bernama Kekaisaran Romawi. Seluruh Galia berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi tersebut; seluruh wilayah, kecuali satu desa itu. Desa itu aman dari penindasan Kekaisaran Romawi berkat ramuan ajaib yang mampu memberikan orang yang meminumnya kekuatan yang sangat besar. Seisi desa rutin meminumnya begitu ada gelagat desa bakal terusik oleh bahaya.

Belakangan ini penduduk desa itu bukan mengalami bahaya, tetapi suatu keadaan yang selama ini belum pernah mereka alami: mereka kedatangan orang-orang Mesir. Orang-orang Mesir itu, yang berkulit sawo matang dan membawa kebiasaan-kebiasaan yang asing di mata orang Galia, secara tidak ternyana kerasan tinggal di desa itu dan, apa mau dikata, mereka pun memutuskan untuk menetap. Seiring dengan berlalunya waktu mereka membaur dan bahkan mulai berperan serta dalam aspek-aspek kehidupan di desa itu.

Namun, dengan tidak ternyana, Kerajaan Mesir, yaitu kampung halaman orang-orang Mesir yang letaknya jauh nun di benua lain itu, mengalami keadaan darurat. Dengan tidak ternyana pula semakin banyak orang Mesir, yaitu sebagai akibat dari keadaan darurat tadi, mendatangi dan mendiami desa itu. Akan tetapi, itu tidak menjadi masalah bagi warga desa. Pasal, dukun desa dengan mahardikanya selalu siap menggemboskan kekisruhan dalam bentuk apa pun juga lewat wejangan-wejangan yang dengan instan dapat menyejukkan hati yang panas. Dalam kesehariannya, apabila tidak sedang memberikan wejangan-wejangan yang arif bijaksana, dukun desa itu, yang meninggali sebuah gua dan secara kebetulan bernama Panoramix, sibuk meracik aneka jenis ramuan, termasuk ramuan ajaib itu, di dalam sebuah periuk besar.

Akan tetapi, pada suatu hari, dengan tidak ternyana Panoramix mengalami kecelakaan kerja di dalam guanya itu kala tengah meracik sebuah ramuan baru. Periuknya yang berisi ramuan baru itu meleduk dan uap yang timbul mengisi seantero gua.

Tidak lama kemudian, kepala desa yang kebetulan bernama Abraracourcix dan biduan desa yang kebetulan bernama Assurancetourix bermain ke gua Panoramix sekadar untuk bersilaturahmi, tetapi setibanya di sana mereka disuguhi pemandangan yang sungguh tidak ternyana, yaitu sang dukun yang duduk bersandar pada dinding dengan linglung dan kehilangan daya ingat. Darah tinggi Abraracourcix langsung menjadi sementara Assurancetourix malah terilham untuk mengarang lagu.

Kepala desa lantas mengumpulkan para petinggi desa dan mereka sepakat untuk menyelubung saja keadaan Panoramix itu. Akan tetapi, dengan tidak ternyana sang biduan desa dalam tempo sehari saja sudah berhasil merilis satu album yang isinya lagu-lagu sendu yang mengisahkan keadaan sang dukun mereka dan bagaimana, sebagai akibat dari keadaan sang dukun tersebut, umur desa mereka yang asri itu tinggal menghitung kalender. Dalam sekejap seisi desa pun menjadi tahu akan keadaan sang dukun.

Sementara itu, kepala desa yang tahu bahwa sediaan ramuan ajaib desa cuma tersisa satu botol kecil merasa bagaikan bekicot kehilangan rumah. Sekarang tidak ada lagi yang bisa menghalau musuh, bahkan orang terperkasa desa sekalipun, yang secara kebetulan bernama Obelix, karena orang seperti Obelix hanya ada satu-satunya.

Dengan pikiran yang diisi oleh lagu-lagu sendu sang biduan, kepala desa memerintahkan dibangunnya tembok sekeliling desa yang tinggi dan kokoh. Penduduk asli desa diperintahkan untuk membentuk pasukan keamanan yang akan meronda dan melaporkan setiap gerak gerik yang mencurigakan. Warga desa keturunan Mesir ditanyai dan diawasi karena Kerajaan Mesir merupakan negara sahabat Kekaisaran Romawi.

Untuk memastikan arus uang tetap berkisar di dalam desa, kepala desa memutuskan agar semua usaha milik pendatang diambil alih oleh warga penduduk asli. Penduduk asli pemilik usaha, seperti pandai besi yang kebetulan bernama Cetautomatix dan tukang ikan yang kebetulan bernama Ordralfabetix, menyambut baik keputusan tersebut.

Di desa itu hanya satu yang tidak terpancing oleh kekisruhan yang sedang terjadi itu. Dia adalah sahabat karib Obelix, yang kebetulan bernama Asterix. Asterix dikenal sebagai sosok yang cerdik dan banyak akal.

Dia membaca bahwa keadaan sedang memuncak, apalagi setelah kepala desa sudah mempermaklumkan akan membangun sebuah kamp konsentrasi. Dia juga tahu bahwa satu-satunya hal yang dapat membalikkan keadaan adalah wejangan-wejangan yang arif bijaksana pemberian sang dukun desa. 

Asterix pun membulatkan tekad dan berjalan pulang ke rumah. Di sana dia meraih sebuah ember dan dengan ember kosong itu dia berjalan ke sungai. Setibanya di sungai, dia mengisi ember tersebut dengan air sungai dan dengan menenteng ember penuh air itu dia mendatangi gua Panoramix. Panoramix masih juga duduk bersandar pada dinding dengan linglung dan kehilangan daya ingat. Setelah merapal kata maaf singkat, Asterix dengan satu ayunan mantap menggebyur sang dukung dengan air sungai yang dingin. Dengan gelagapan Panoramix tersentak bangun dari kelinglungannya, tetapi begitu matanya tertuju pada Asterix, sang dukung langsung mengenalinya. Panoramix telah pulih kembali sebagai keadaan semula.

Tidak lama kemudian penduduk desa itu pun kembali menjadi penduduk yang adil dan gemah ripah. Nasib Assurancetourix, sang biduan desa? Mulai sekarang, atas perintah kepala desa, mulut dia wajib disumpal setiap kali dia hendak membuka mulut untuk bernyanyi.


Disampaikan pada peluncuran buku Kekekalan Laten Fasisme karya Rob Riemen, Sabtu, 4 Juni 2016, di Toko Buku Gunung Agung Margocity, Depok.



Laurens Sipahelut
Tangerang, 27 Juli 2016


Bagian kedua tulisan di atas––Antara Fasisme dan Kalangan Elite––akan diunggah dalam waktu dekat.


Kekekalan Laten Fasisme karya Rob Riemen
Kekekalan Laten Fasisme karya Rob Riemen.
Kekekalan Laten Fasisme karya Rob Riemen diluncurkan pada Sabtu, 4 Juni 2016, di Toko Buku Gunung Agung Margocity, Depok, dengan menghadirkan narasumber Rocky Gerung (FIB UI). Buku dapat dibeli pada Toko Buku Gunung Agung cabang:
  • Jakarta Pusat (Atrium, Kwitang 06, Kwitang 38)
  • Jakarta Barat (Trisakti)
  • Jakarta Timur (Arion, Kramat Jati, Pondok Gede, Tamini Square)
  • Jakarta Selatan (Blok M Plaza, Senayan City)
  • Tangerang Selatan (BSD)
  • Tangerang (Tangcity Mall)
  • Bandung (BIP)
  • Bekasi (Bekasi CyberPark)
  • Depok (Margo City)
  • Semarang (Citraland Semarang, Paragon Mall)
  • Surabaya (Galaxy Surabaya, Surabaya Delta)
  • Denpasar (LIBBI Denpasar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar