Sumber: youdagames.com. |
Alkisah ada sebuah desa. Desa tersebut terletak di sebuah
wilayah yang secara kebetulan bernama Galia. Galia dijajah oleh suatu negara
yang secara kebetulan bernama Kekaisaran Romawi. Seluruh Galia berada di bawah
kekuasaan Kekaisaran Romawi tersebut; seluruh wilayah, kecuali satu desa itu.
Desa itu aman dari penindasan Kekaisaran Romawi berkat ramuan ajaib yang mampu
memberikan orang yang meminumnya kekuatan yang sangat besar. Seisi desa rutin
meminumnya begitu ada gelagat desa bakal terusik oleh bahaya.
Belakangan ini penduduk desa itu bukan mengalami bahaya,
tetapi suatu keadaan yang selama ini belum pernah mereka alami: mereka
kedatangan orang-orang Mesir. Orang-orang Mesir itu, yang berkulit sawo matang
dan membawa kebiasaan-kebiasaan yang asing di mata orang Galia, secara tidak
ternyana kerasan tinggal di desa itu dan, apa mau dikata, mereka pun memutuskan
untuk menetap. Seiring dengan berlalunya waktu mereka membaur dan bahkan mulai
berperan serta dalam aspek-aspek kehidupan di desa itu.
Namun, dengan tidak ternyana, Kerajaan Mesir, yaitu
kampung halaman orang-orang Mesir yang letaknya jauh nun di benua lain itu,
mengalami keadaan darurat. Dengan tidak ternyana pula semakin banyak orang
Mesir, yaitu sebagai akibat dari keadaan darurat tadi, mendatangi dan mendiami
desa itu. Akan tetapi, itu tidak menjadi masalah bagi warga desa. Pasal, dukun
desa dengan mahardikanya selalu siap menggemboskan kekisruhan dalam bentuk apa
pun juga lewat wejangan-wejangan yang dengan instan dapat menyejukkan hati yang
panas. Dalam kesehariannya, apabila tidak sedang memberikan wejangan-wejangan
yang arif bijaksana, dukun desa itu, yang meninggali sebuah gua dan secara
kebetulan bernama Panoramix, sibuk
meracik aneka jenis ramuan, termasuk ramuan ajaib itu, di dalam sebuah periuk
besar.
Akan tetapi, pada suatu hari, dengan tidak ternyana Panoramix mengalami kecelakaan kerja di
dalam guanya itu kala tengah meracik sebuah ramuan baru. Periuknya yang berisi
ramuan baru itu meleduk dan uap yang timbul mengisi seantero gua.
Tidak lama kemudian, kepala desa yang kebetulan bernama Abraracourcix dan biduan desa yang
kebetulan bernama Assurancetourix
bermain ke gua Panoramix sekadar untuk
bersilaturahmi, tetapi setibanya di sana mereka disuguhi pemandangan yang
sungguh tidak ternyana, yaitu sang dukun yang duduk bersandar pada dinding
dengan linglung dan kehilangan daya ingat. Darah tinggi Abraracourcix langsung menjadi sementara Assurancetourix malah terilham untuk mengarang lagu.
Kepala desa lantas mengumpulkan para petinggi desa dan
mereka sepakat untuk menyelubung saja keadaan Panoramix itu. Akan tetapi, dengan tidak ternyana sang biduan desa
dalam tempo sehari saja sudah berhasil merilis satu album yang isinya lagu-lagu
sendu yang mengisahkan keadaan sang dukun mereka dan bagaimana, sebagai akibat
dari keadaan sang dukun tersebut, umur desa mereka yang asri itu tinggal
menghitung kalender. Dalam sekejap seisi desa pun menjadi tahu akan keadaan
sang dukun.
Sementara itu, kepala desa yang tahu bahwa sediaan ramuan
ajaib desa cuma tersisa satu botol kecil merasa bagaikan bekicot kehilangan rumah.
Sekarang tidak ada lagi yang bisa menghalau musuh, bahkan orang terperkasa desa
sekalipun, yang secara kebetulan bernama Obelix,
karena orang seperti Obelix hanya
ada satu-satunya.
Dengan pikiran yang diisi oleh lagu-lagu sendu sang
biduan, kepala desa memerintahkan dibangunnya tembok sekeliling desa yang
tinggi dan kokoh. Penduduk asli desa diperintahkan untuk membentuk pasukan
keamanan yang akan meronda dan melaporkan setiap gerak gerik yang mencurigakan.
Warga desa keturunan Mesir ditanyai dan diawasi karena Kerajaan Mesir merupakan
negara sahabat Kekaisaran Romawi.
Untuk memastikan arus uang tetap berkisar di dalam desa,
kepala desa memutuskan agar semua usaha milik pendatang diambil alih oleh warga
penduduk asli. Penduduk asli pemilik usaha, seperti pandai besi yang kebetulan
bernama Cetautomatix dan tukang ikan
yang kebetulan bernama Ordralfabetix,
menyambut baik keputusan tersebut.
Di desa itu hanya satu yang tidak terpancing oleh
kekisruhan yang sedang terjadi itu. Dia adalah sahabat karib Obelix, yang kebetulan bernama Asterix. Asterix dikenal sebagai sosok yang cerdik dan banyak akal.
Dia membaca bahwa keadaan sedang memuncak, apalagi
setelah kepala desa sudah mempermaklumkan akan membangun sebuah kamp
konsentrasi. Dia juga tahu bahwa satu-satunya hal yang dapat membalikkan
keadaan adalah wejangan-wejangan yang arif bijaksana pemberian sang dukun desa.
Asterix pun
membulatkan tekad dan berjalan pulang ke rumah. Di sana dia meraih sebuah ember
dan dengan ember kosong itu dia berjalan ke sungai. Setibanya di sungai, dia
mengisi ember tersebut dengan air sungai dan dengan menenteng ember penuh air
itu dia mendatangi gua Panoramix. Panoramix masih juga duduk bersandar
pada dinding dengan linglung dan kehilangan daya ingat. Setelah merapal kata
maaf singkat, Asterix dengan satu
ayunan mantap menggebyur sang dukung dengan air sungai yang dingin. Dengan
gelagapan Panoramix tersentak bangun
dari kelinglungannya, tetapi begitu matanya tertuju pada Asterix, sang dukung langsung mengenalinya. Panoramix telah pulih kembali sebagai keadaan semula.
Tidak lama kemudian penduduk desa itu pun kembali menjadi
penduduk yang adil dan gemah ripah. Nasib Assurancetourix,
sang biduan desa? Mulai sekarang, atas perintah kepala desa, mulut dia wajib
disumpal setiap kali dia hendak membuka mulut untuk bernyanyi.
Laurens Sipahelut
Tangerang, 27 Juli 2016
Bagian kedua tulisan di atas––Antara Fasisme dan Kalangan Elite––akan diunggah dalam waktu dekat.
Bagian kedua tulisan di atas––Antara Fasisme dan Kalangan Elite––akan diunggah dalam waktu dekat.
Kekekalan Laten Fasisme karya Rob Riemen. |
Kekekalan Laten Fasisme karya Rob Riemen diluncurkan pada Sabtu, 4 Juni 2016, di Toko Buku Gunung Agung Margocity, Depok, dengan menghadirkan narasumber Rocky Gerung (FIB UI). Buku dapat dibeli pada Toko Buku Gunung Agung cabang:
- Jakarta Pusat (Atrium, Kwitang 06, Kwitang 38)
- Jakarta Barat (Trisakti)
- Jakarta Timur (Arion, Kramat Jati, Pondok Gede, Tamini Square)
- Jakarta Selatan (Blok M Plaza, Senayan City)
- Tangerang Selatan (BSD)
- Tangerang (Tangcity Mall)
- Bandung (BIP)
- Bekasi (Bekasi CyberPark)
- Depok (Margo City)
- Semarang (Citraland Semarang, Paragon Mall)
- Surabaya (Galaxy Surabaya, Surabaya Delta)
- Denpasar (LIBBI Denpasar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar